Ilustrasi anak-anak membaca buku. (Kompas)
Ilustrasi anak-anak membaca buku. (Kompas)
KOMENTAR

DATA Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2023 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa angka buta aksara pada tahun 2022 yaitu 1,51% atau 2,85 juta penduduk turun menjadi 1,08% atau 1,95 juta penduduk pada tahun 2023.

Penurunan angka buta aksara tersebut menurut Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) adalah buah dari strategi yang dijalankan pemerintah, terutama dalam sinerginya dengan berbagai pihak.

Berikut ini 6 strategi yang dijalankan Kemendikbudristek untuk menurunkan angka buta aksara di Tanah Air:

Pertama, mengembangkan kurikulum dan modul pembelajaran pendidikan keaksaraan dasar dan lanjutan.

Kedua, mendampingi pelaksanaan program pemberian Bantuan Operasional Pendidikan Keaksaraan.

Ketiga, memanfaatkan platform Merdeka Mengajar yang menyediakan pelatihan-pelatihan.

Keempat, mendistribusikan buku bacaan ke daerah-daerah.

Kelima, menyediakan sarana pembelajaran literasi bagi anak berkebutuhan khusus (ABK).

Keenam, menambah sarana dan kegiatan literasi di taman bacaan masyarakat.

Keenam strategi tersebut hingga saat ini terlihat sudah dijalankan dengan cukup baik. Kita melihat di berbagai daerah sudah terjalin kolaborasi antara pemerintah dengan lembaga atau komunitas pegiat literasi.

Namun mengingat luasnya wilayah Indonesia sebagai negara kepulauan, pelaksanaannya memang belum merata, baik dari kuantitas maupun kualitasnya. Dibutuhkan inovasi dan aksi nyata pemerintah daerah yang lebih aktif di seluruh Indonesia untuk menjadikan masyarakat bebas buta aksara.




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News