WAFATNYA Marissa Haque pada 2 Oktober menyisakan duka teramat dalam. Kepergian yang terjadi sangat cepat dan mendadak itu awalnya sangat sulit diterima terutama oleh sang suami, Ikang Fawzi dan kedua putrinya, Isabella Fawzi dan Chikita Fawzi.
Dikenal sebagai aktris dan politisi dan mengantongi titel S3, kesibukan Marissa Haque selama beberapa waktu belakangan lebih pada mengajar. Namanya tercatat sebagai dosen di STIE Indonesia Banking School (IBS) Bintaro, dan masih mengajar pada satu hari sebelum ia berpulang. Tak jarang Marissa juga menjadi dosen tamu di berbagai perguruan tinggi.
Publik penasaran apakah Marissa menderita sakit yang menyebabkan ia pergi begitu cepat.
”Di dua minggu terakhir, Ibu memang suka mengeluh badan sakit-sakit. Ibuku usianya sudah masuk usia 60-an, tapi dia masih mengajar. Saya, ayah, dan Chiki sudah bilang ke Ibu, Ayo Bu, makannya lebih disortir dan ayo mulai olahraga. Ibuku memang jarang sekali olahraga. Dan Ibu juga baru mulai minum minuman sehat beberapa waktu terakhir, waktu dia mulai enggak bisa mengangkat tangannya,” kisah Bella, putri sulung pasangan Marissa Haque-Ikang Fawzi, saat diwawancarai tvOne.
Bella menambahkan bahwa sepanjang pengetahuan keluarga, Marissa tidak memiliki penyakit serius. Namun tentu saja di usia yang memasuki kepala 6, seiring bertambah usia, kondisi fisik akan terus menurun. Sesekali sakit, tapi tidak pernah ada yang serius.
”Tapi memang di dua minggu terakhir, menurut cerita orang-orang, Ibu makin sering ngomongin kematian. Ibu memang enggak pernah takut ngomongin soal kematian. Kalau kata Bapak, Ibu ngomongin kematian kayak jajan bakso, gampang banget. Kematian kan sesuatu yang sangat normal, tapi bagi banyak orang, ngapain sih ngomongin kematian, yang penting kita jalani hidup sehat berjuang untuk sehat,” kata Bella.
”Saya baru tahu kalau ternyata Ibu bahkan meminta doa, dia bilang ’doain saya kalau saya meninggal prosesnya mudah, enggak menyusahkan keluarga’ dan itu aku baru tahu dari mahasiswa Ibu. Ya Allah, ternyata sesering itu Ibu ngomong tentang itu (kematian),” imbuhnya.
Bella juga menceritakan bahwa pada minggu lalu sang Ibu sempat diinfus selama beberapa jam di rumah sakit dekat rumah. Kala itu Marissa mengeluh diare dan sedikit demam. Setelah diinfus, Marissa pun beristirahat di rumah. Bella hanya berpesan agar sang Ibu beristirahat. Melihat qadarullah saat ini, Bella mengaku menyesal tidak memaksa ibunya untuk beristirahat total.
Keesokan harinya, menurut Bella, sang Ibu menyebut badannya sudah terasa lebih baik. Ia pun mengajar dari pukul 7 pagi hingga sore. Malamnya, Marissa masih sempat memesan makanan secara online.
”Tengah malam, ayah masuk kamar terus keluar sambil bilang ’Ibu enggak gerak, Ibu enggak gerak’, kami gotong bawa ke rumah sakit ya dalam posisi kayak sedang tidur saja. Secepat itu, feeling aku, Ibu diambil oleh Yang Mahakuasa saat tidur, karena dia kecapean atau bagaimana, ada yang bilang serangan jantung mendadak bisa terjadi saat tidur, itu misteri Ilahi,” kata Bella.
Setelah sang Ibu berpulang, Bella baru menyadari bahwa cinta sejati itu memang ada. Dia melihat bagaimana bapaknya begitu patah hati, menangis, dan merasa dunianya runtuh. Menurut Bella, ia, Bapak, dan adiknya masih berproses menerima kepergian sang Ibu.
”Ibu sangat konsisten mengejar pendidikan, ambil S2 dan S3 di beberapa bidang yang berbeda-beda, gelarnya sangat panjang. Bukan untuk pamer, tapi memang Ibu hobi sekolah, haus banget akan pendidikan. Ibu juga mengaji enggak pernah putus, dia konsisten terhadap kebaikan, gigih menuntut ilmu, pegiat halal yang mendukung dengan tulus para pebisnis halal, dan terus memperbaiki ibadah, itu semua sangat menginspirasi saya,” pungkas Bella.
KOMENTAR ANDA