Ilustrasi orang mengenakan masker. (Pinterest/Freepik)
Ilustrasi orang mengenakan masker. (Pinterest/Freepik)
KOMENTAR

POLUSI udara telah menjadi salah satu masalah lingkungan yang paling serius di banyak negara, terutama di daerah perkotaan yang padat penduduk.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa polusi udara tidak hanya berdampak negatif terhadap lingkungan, tetapi juga memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan manusia, terutama dalam memperburuk penyakit pernapasan kronis seperti asma, bronkitis kronis, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).

Polusi udara terdiri dari berbagai partikel dan gas berbahaya yang terlepas ke atmosfer akibat aktivitas manusia, seperti emisi kendaraan bermotor, pembakaran bahan bakar fosil, industri, dan pembakaran sampah. Beberapa polutan yang paling berbahaya bagi sistem pernapasan meliputi:

1. Partikulat Materi (PM10 dan PM2.5) – Partikel kecil yang dapat masuk ke dalam saluran pernapasan dan menyebabkan peradangan.

2. Nitrogen dioksida (NO2) – Gas beracun yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar, yang dapat mengiritasi saluran pernapasan.

3. Ozon (O3) di Permukaan Tanah – Ozon di permukaan tanah terbentuk dari reaksi kimia antara polutan di bawah sinar matahari, dan sangat berbahaya bagi paru-paru.

4. Sulfur dioksida (SO2) – Gas beracun yang dihasilkan dari pembakaran batu bara dan minyak bumi, yang dapat memicu peradangan saluran napas.

Pengaruh Polusi Udara pada Penyakit Pernapasan Kronis

1. Asma

Polusi udara adalah salah satu faktor pencetus utama bagi penderita asma. Polutan seperti PM2.5 dan ozon dapat memperparah gejala asma, menyebabkan peningkatan frekuensi serangan, dan memerlukan penggunaan obat-obatan lebih sering. Bahkan paparan jangka pendek terhadap polutan udara dapat memicu serangan asma pada orang yang sensitif.

2. Bronkitis Kronis dan PPOK

Pada penderita bronkitis kronis dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), paparan polusi udara dapat memperburuk peradangan di saluran pernapasan dan mengakibatkan sesak napas, batuk berkepanjangan, serta infeksi paru-paru berulang. Polusi udara menyebabkan akumulasi lendir di saluran napas, yang membuat penderita lebih rentan terhadap infeksi dan menurunkan kualitas hidup.

3. Kerusakan Paru-paru pada Anak-anak

Anak-anak yang terpapar polusi udara sejak dini lebih rentan mengalami masalah pernapasan kronis di masa depan. Perkembangan paru-paru yang terganggu akibat paparan polutan seperti nitrogen dioksida dan PM2.5 dapat menyebabkan masalah pernapasan jangka panjang, termasuk asma dan gangguan fungsi paru-paru.

Studi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa polusi udara bertanggung jawab atas 4,2 juta kematian setiap tahun di seluruh dunia, banyak di antaranya terkait dengan penyakit pernapasan.

Di kota-kota besar dengan tingkat polusi tinggi, seperti Jakarta, Beijing, dan New Delhi, peningkatan kasus penyakit pernapasan kronis telah menjadi masalah kesehatan yang serius. Di Jakarta, misalnya, kualitas udara seringkali melebihi batas aman yang ditetapkan WHO, dan hal ini berkontribusi terhadap peningkatan kasus asma dan PPOK.

Untuk mengurangi dampak polusi udara terhadap penyakit pernapasan kronis, berbagai langkah bisa dilakukan, seperti:

  • Pengurangan Emisi Kendaraan: Memperketat standar emisi dan mendorong penggunaan kendaraan listrik dapat mengurangi polusi dari transportasi.
  • Penghijauan Kota: Penanaman pohon dan taman kota dapat membantu menyerap polutan udara.
  • Pengendalian Emisi Industri: Menerapkan teknologi ramah lingkungan dalam industri untuk mengurangi polusi yang dihasilkan.
  • Kesadaran Publik: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya polusi udara dan pentingnya menjaga kualitas udara bersih.

Polusi udara memiliki dampak yang sangat merugikan terhadap kesehatan, terutama bagi penderita penyakit pernapasan kronis. Mengingat bahwa polusi udara dapat memperburuk gejala dan mempercepat perkembangan penyakit seperti asma, bronkitis, dan PPOK, penting bagi masyarakat dan pemerintah untuk bekerja sama dalam mengurangi sumber-sumber polusi dan meningkatkan kualitas udara di lingkungan sekitar.




Waspadai Hipertensi, Hindari Faktor Risiko Berikut Ini

Sebelumnya

Banyak Duduk di Depan Laptop Saat Bekerja, 4 Tips Ini Jaga Badanmu Tetap Bugar

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Health