Demonstrasi pro Palestina di Dublin (atas) dan Berlin (bawah). (Reuters)
Demonstrasi pro Palestina di Dublin (atas) dan Berlin (bawah). (Reuters)
KOMENTAR

TUJUH Oktober 2024 menandai satu tahun serangan brutal yang terus-menerus dilakukan pasukan Israel ke Gaza. Masyarakat dunia bereaksi dengan berbagai cara.

Puluhan ribu orang turun ke jalan di kota-kota besar di seluruh dunia (6/10) untuk mengutuk operasi militer Israel di Gaza jelang satu tahun genosida.

Di Filipina, puluhan aktivis sayap kiri berunjuk rasa di dekat kedutaan besar AS di Manila, di mana polisi mencegah mereka mendekati kompleks tepi pantai tersebut.

Di Cape Town di Afrika Selatan, ratusan orang berjalan ke gedung parlemen, meneriakkan: "Israel adalah negara rasis!" dan "Kami semua orang Palestina!" Pawai pro-Gaza juga direncanakan pada hari Sabtu di Johannesburg dan Durban.

Demo di Los Angeles, AS (Reuters)

Sementara di Italia, polisi menggunakan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan pengunjuk rasa di ibu kota Italia, Roma, saat demonstrasi mereka berubah menjadi kekerasan, kata para pejabat.

Beberapa ribu orang berdemonstrasi dengan damai pada Sabtu sore, meneriakkan "Bebaskan Palestina, Bebaskan Lebanon!" Mereka melambaikan bendera Palestina dan memegang spanduk yang menyerukan agar konflik segera dihentikan.

Di tempat lain, sekitar 40.000 demonstran pro-Palestina berbaris melalui pusat kota London pada hari Sabtu, salah satu demonstrasi terbesarnya dalam setahun.

"Sayangnya, terlepas dari semua niat baik kami, pemerintah Israel tidak memperhatikannya, dan mereka terus melanjutkan kekejaman mereka di Gaza, sekarang juga di Lebanon dan Yaman, dan mungkin juga di Iran," Agnes Kory, seorang pengunjuk rasa di London, mengatakan kepada kantor berita Reuters.

Demo di London, Inggris (Reuters)

“Dan pemerintah kita, pemerintah Inggris kita, sayangnya hanya basa-basi dan terus memasok senjata ke Israel,” imbuhnya.

Di Dublin, beberapa ratus orang turun ke jalan, melambaikan bendera Palestina dan meneriakkan, “Gencatan senjata sekarang!”

Di Prancis, ribuan orang berbaris di Paris, Lyon, Toulouse, Bordeaux, dan Strasbourg untuk menyatakan solidaritas dengan Palestina.

Di Washington, lebih dari 1.000 pengunjuk rasa berdemonstrasi di luar Gedung Putih pada hari Sabtu, menuntut AS berhenti menyediakan senjata dan bantuan ke Israel, dilaporkan AFP.

Di kota Hamburg, Jerman utara, sekitar 950 orang menggelar demonstrasi damai dengan banyak orang melambaikan bendera Palestina dan Lebanon atau meneriakkan “Hentikan Genosida!” kantor berita DPA melaporkan, mengutip hitungan polisi.

Demonstrasi pro-Palestina juga berlangsung di kota Basel, Swiss, menarik ribuan orang, kantor berita Keystone-ATS melaporkan.

Ratusan demonstran pro-Palestina juga berbaris menuju kedutaan Israel di Athena, yang dijaga ketat oleh polisi antihuru-hara.

Demo di Melbourne, Australia (Reuters)

Sementara itu di Australia, ribuan pengunjuk rasa pro-Palestina melakukan demonstrasi di jalan-jalan di Kangguru pada Minggu (6/10). ABC melaporkan aksi akbar ini digelar di Adelaide, Melbourne, dan Sydney dengan penjagaan ketat aparat kepolisian. Polisi memeriksa kerumunan massa dan mengingatkan pengunjuk rasa untuk tidak memasang atribut ilegal seperti Hizbullah.

Mereka menuntut pemerintah Australia memutuskan hubungan dengan Israel karena apa yang dilakukan Netanyahu sudah keterlaluan. Aksi menentang genosida ini bertujuan mendorong pemerintah Australia untuk bertindak.

Presiden Prancis Emmanuel Macron telah menyerukan penghentian pengiriman senjata ke Israel yang telah membom Gaza selama satu tahun, dan baru-baru ini melancarkan operasi militer terhadap Lebanon.

“Saya pikir saat ini, prioritasnya adalah kita kembali ke solusi politik, bahwa kita berhenti mengirimkan senjata untuk berperang di Gaza,” kata Macron kepada France Inter pada Sabtu (5/10).

“Prancis tidak mengirimkan [senjata] apa pun,” tegasnya.

Meskipun Prancis bukan penyedia senjata utama bagi Israel, namun suaranya sebagai pemain kunci di Uni Eropa dan sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB memiliki pengaruh yang signifikan di tengah upaya internasional untuk mencapai solusi politik terhadap konflik di Gaza.




Kemenkes: 10 Persen Anak Indonesia Mengalami Masalah Penglihatan

Sebelumnya

Imam Besar Masjid Nabawi Berkunjung ke Indonesia, Perkuat Silaturahmi Muslim Arab Saudi-Indonesia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News