Menteri PPPA Bintang Puspayoga bersama anak-anak Kelompok Bermain Tunas Ujung dan Sekolah Dasar Negeri 9 Kesiman, Denpasar. (KemenPPPA)
Menteri PPPA Bintang Puspayoga bersama anak-anak Kelompok Bermain Tunas Ujung dan Sekolah Dasar Negeri 9 Kesiman, Denpasar. (KemenPPPA)
KOMENTAR

MENTERI Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga menyampaikan pentingnya memanfaatkan waktu luang bagi anak, khususnya anak disabilitas dalam melakukan aktivitas yang positif.

Pemanfaatan waktu luang melalui komunitas, berdiskusi, dan berkarya bukan hanya akan memberi dampak positif bagi anak, namun juga membawa manfaat dalam mewujudkan pembangunan yang inklusif.

“Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menyatakan setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan anak sebaya, bermain, berekreasi, dan berkreasi sesuai dengan minat dan bakatnya,” ungkap Menteri PPPA ketika berkunjung ke lokasi wisata alam Tukad Bindu bersama dengan anak dari Kelompok Bermain Tunas Ujung dan Sekolah Dasar Negeri 9 Kesiman, Denpasar, Bali baru-baru ini.

“Maka dari itu, seluruh anak Indonesia, termasuk anak disabilitas berhak mengambil peran dalam organisasi, bergaul dengan teman sebaya, dan berkarya tanpa mendapatkan diskriminasi,” imbuh Menteri PPPA seperti dilansir laman resmi Kementerian PPPA.

Pada kesempatan tersebut, Menteri PPPA melaksanakan dialog dengan 15 perwakilan anak disabilitas dari berbagai kota/kabupaten di Indonesia. Menteri PPPA mendorong anak-anak disabilitas untuk dapat aktif berpartisipasi mengisi waktu luang dengan bergabung di komunitas-komunitas yang bisa membawa dampak positif bagi masyarakat, seperti Forum Anak.

“Partisipasi anak disabilitas dalam berorganisasi dan menyuarakan pendapatnya sangat penting. Pemerintah sangat membutuhkan aspirasi dan harapan anak-anak disabilitas untuk menciptakan program dan kebijakan yang inklusif. Anak disabilitas ini terlahir istimewa, mereka punya hak setara untuk berkarya, oleh karena itu kami memberikan ruang dalam berkarya dengan bermain musik,” kata Menteri Bintang.

Selain itu, setiap tahun, ada Hari Anak Nasional pada 23 Juli. Pada momen tersebut, anak-anak dari seluruh Indonesia akan menyampaikan Suara Anak Indonesia (SAI) kepada Presiden, termasuk suara anak disabilitas.

Menteri PPPA mendorong sesama untuk tidak lelah membangun semangat para anak-anak disabilitas agar punya kemandirian dalam menjalankan kehidupannya. Hal itu sebagai wujud tanggung jawab perlindungan dan penghargaan atas keberadaan penyandang disabilitas.

Menteri PPPA melanjutkan, anak-anak disabilitas memiliki peluang dan kesempatan yang sama untuk bicara dan berpartisipasi dalam pembangunan. Kesempatan tersebut juga telah diupayakan oleh pemerintah di berbagai sektor.

“Kesempatan mengakses pendidikan sudah diupayakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Meski begitu, persentasenya masih minim dan perlu kita dukung bersama. Selain itu, pemerintah juga telah menyediakan kuota khusus disabilitas di penerimaan Pegawai Negeri Sipil,” ujar Menteri PPPA.

Menteri PPPA menambahkan meskipun sudah banyak perkembangan dalam memberdayakan anak dan perempuan disabilitas, namun masih banyak tantangan yang dihadapi. Diskriminasi dan kekerasan seksual masih dirasakan penyandang disabilitas sebagai kelompok rentan dan kerap dipandang sebelah mata.

“Kelompok disabilitas kerap menjadi korban kekerasan seksual. Jika kalian mengetahui, melihat, mendengar atau mengalami kekerasan, kalian harus berani melaporkan kasus yang dialami agar kami bisa membantu untuk memberikan perlindungan, pemulihan, dan sanksi hukum bagi pelaku,” jelas Menteri PPPA.

“Selain itu, jika kalian mengalami diskriminasi atau perundungan di ranah pendidikan, kami juga akan berkoordinasi dengan Kemendikbudristek untuk melakukan pengawasan di institusi pendidikan terkait,” tegasnya.

Project Officer NLR Dukungan Anak Disabilitas, Dina menyampaikan apresiasi terhadap dukungan Kemen PPPA dalam memberdayakan anak disabilitas. Ia berharap pemerintah dapat meningkatkan program dan kebijakan yang ramah terhadap kelompok disabilitas.

Sementara Camat Denpasar Timur, Ni Ketut Srikaryawati menyampaikan siap mendukung pelaksanaan kegiatan anak dalam memanfaatkan waktu luang yang positif. Tukad Bindu sebagai lokasi wisata alam selalu ramai dikunjungi anak-anak sekolah yang ingin belajar tentang alam, bermain, dan menyediakan tempat berdiskusi bagi berbagai komunitas.




Stella Christie: AI Mempercepat Proses Superhuman Performance, Memungkinkan Kita Melakukan Apa yang Paling Membahagiakan

Sebelumnya

Datang ke Jawa Timur, Jelajahi 3 Tempat Wisata Alam Hidden Gem Ini

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Horizon