Ilustrasi pasangan suami istri. (Freepik)
Ilustrasi pasangan suami istri. (Freepik)
KOMENTAR

SETELAH bertahun-tahun melayari bahtera rumah tangga, dengan limpahan harta yang tak terhitung, akhirnya pernikahan keduanya karam. Pangkal masalahnya suami dan istri sama-sama merasa api cinta telah padam. Sementara rumah tangga lain tiada henti mengharungi topan badai, hebatnya pernikahan mereka mampu bertahan dalam keterbatasan.

Orang-orang banyak bertanya tentang cinta setelah berumah tangga. Dan ingatlah, cinta yang diberikan Allah, itulah yang memperkuat hubungan. Jika mengandalkan cinta mode biasa, tidak akan kuat, karena yang dihadapi pernikahan adalah badai masalah.

Maka suami mencintai istrinya dengan kemampuan terbatas, sebesar anugerah cinta yang dilimpahkan Tuhan, lebih dari itu suami mana pun tidak akan sanggup. Jika ingin cinta yang tak terhingga, maka Allah Swt. adalah pemilik sahnya. Boleh mengharapkan cinta dari suami atau istri, tetapi jangan terlalu berharap. Tidak akan ada cinta yang sempurna; manusia adalah makhluk yang fana, tidak abadi.

Bagaimana caranya supaya tidak kecewa dengan kualitas cinta pasangan?

Dalam menjalani kehidupan berumah tangga, tidak jarang harapan akan cinta yang ideal justru membuat suami istri kecewa. Berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu pasangan menjaga harapan tentang cinta:

Pertama, mengubah persepsi tentang cinta sangat penting. Cinta dalam pernikahan bukan hanya tentang perasaan romantis, tetapi juga tentang komitmen, pengorbanan, dan kerjasama. Cinta yang diturunkan Allah mengajarkan kita untuk bersyukur atas segala hal kecil yang pasangan lakukan, meski tidak selalu sempurna.

Dalam Surah Al-Rum ayat 21, Allah berfirman, yang artinya, “Dan di antara tanda-tanda-Nya adalah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antara kalian rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir."

Dalam pernikahan, hakikat cinta tidak cukup dengan melihat untaian kata-kata manis, tetapi merasakan ketentraman saat bersama. Kita disuruh Tuhan untuk berpikar lebih mendalam lagi tentang cinta yang berkualitas.

Kedua, komunikasi adalah kunci dalam hubungan. Saling berbagi perasaan, harapan, dan kebutuhan akan membantu pasangan memahami satu sama lain lebih baik. Jangan menunggu masalah menumpuk; bicarakan dengan jujur agar tidak ada salah paham.

Dan kunci penting dalam komunikasi adalah suami istri berkomitmen untuk menghapus prasangka. Allah berfirman dalam Surah Al-Hujurat ayat 12, yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, karena sebagian prasangka itu dosa.”

Ketiga, menerima ketidaksempurnaan pasangan juga perkara yang menguatkan cinta. Pahamilah bahwasanya pasangan juga manusia yang memiliki banyak keterbatasan. Cinta yang tulus akan terlihat dalam penerimaan dan pengertian terhadap kelemahan masing-masing.

Berusahalah untuk lebih fokus melihat kelebihan pasangan daripada memikirkan kekurangan. Dalam Surah Al-Baqarah ayat 286 disebutkan, yang artinya, “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”

Keempat, mulailah lebih berani untuk berinvestasi dalam menjaga hubungan. Seiring berjalannya waktu, cinta perlu dipupuk. Luangkan waktu untuk bersama, beraktivitas, dan menciptakan kenangan indah. Investasi emosional ini akan membantu memperkuat ikatan cinta di antarasuami istri.

Kelima, mengharapkan cinta dari Allah merupakan level tertinggi dalam mencintai. Ketika merasa kecewa, ingatlah bahwa cinta dari pasangan tidaklah sempurna. Alihkan harapan pada cinta yang abadi dari Allah. Meminta bimbingan dan kekuatan dari-Nya akan membantu kita memahami dan menerima cinta manusia yang terbatas.

Dalam Surah Al-Baqarah ayat 165 Allah berfirman, yang artinya, “Dan di antara manusia ada yang mengambil tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah."

Pada akhirnya, memang tidak boleh membuat tandingan atas kesempurnaan cinta Ilahi. Sehingga kita tidak akan kecewa dengan kekurangan cinta suami atau istri, sebab kesempurnaan memang hak mutlak Tuhan.

Keenam, berfokus pada tindakan. Terkadang, pasangan mungkin tidak dapat mengungkapkan cinta dengan kata-kata. Namun, tindakannya berupa perhatian, pengertian, dan dukungan juga merupakan ungkapan cinta yang luar biasa. Fokuslah pada apa yang dilakukan pasangan untuk menunjukkan cinta. Lagi pula buat apa punya pasangan yang manis berkata-kata tetapi tidak bertanggungjawab.

Cinta dalam pernikahan adalah perjalanan yang terjal berliku, dan tidak jarang pasutri akan dihadapkan pada kekecewaan. Namun, dengan memahami bahwa cinta yang sempurna hanya ada pada Allah, kita dapat belajar untuk menghargai cinta yang diberikan pasangan.

Cinta bukan hanya tentang perasaan, tetapi juga komitmen dan pengertian yang saling menguatkan. Mari kita jalani bahtera rumah tangga ini dengan penuh syukur dan tetap berupaya menjadi pasangan yang lebih baik setiap hari. Dengan demikian, kita bisa menjaga hati agar tidak terjebak dalam penyesalan atau kekecewaan di sepanjang perjalanan cinta.




Menyongsong Resesi 2025 dengan Ketenangan Batin

Sebelumnya

Sekali Lagi tentang Nikmatnya Bersabar

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur