BERANGKAT dari pemahaman akan pentingnya bahasa dan literasi bagi generasi penerus bangsa sekaligus bentuk dukungan kepada status Jakarta sebagai kota global, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Jakarta menggelar Festival Literasi Jakarta pada 16-20 Oktober 2024, bertempat di Promenade Taman Ismail Marzuki. Mengusung tema "Literasi Jakarta Membangun Indonesia", Dispusip ingin terus memupuk semangat pentingnya mengembangkan kemampuan literasi melalui berbagai cara.
Festival Literasi Jakarta hadir sebagai wadah yang menyatukan semangat literasi dari berbagai komunitas di Jakarta dan ditujukan kepada seluruh masyarakat. Wadah ini kemudian menjadi pemantik untuk menambah ketertarikan akan literasi dan minat baca. Dimulai dari Jakarta, literasi masyarakat diharapkan akan terus bertumbuh dan mendorong Indonesia menjadi bangsa yang literat.
Pada tahun ini, Festival Literasi Jakarta dilaksanakan pada bulan Oktober yang merupakan bulan bahasa dan sastra Indonesia. Seperti diketahui, keberagaman bahasa yang dimiliki oleh Indonesia menjadikannya negara yang kaya akan bahasa. Berdasarkan hal tersebut, lahirlah bahasa Indonesia di hari Kongres Pemuda kedua sebagai bahasa pemersatu dari begitu banyak bahasa antar pulau dan suku di Indonesia.
Festival Literasi Jakarta diselenggarakan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap literasi yang dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun lingkungan sekitar, juga meningkatkan peran serta komunitas/pegiat literasi dalam pengembangan pembudayaan kegemaran membaca.
Literasi bukan hanya bermanfaat untuk menambah wawasan, kecerdasan, dan meningkatkan kemampuan hidup seseorang, tapi literasi juga turut serta dalam menumbuhkan kecerdasan emosional yang dapat membuat kita bisa hidup dengan lebih peduli terhadap sesama.
Dalam sambutannya, Kepala Dispusip DKI Jakarta Firmansyah memaparkan pentingnya literasi yang menjadi tolak ukur kemajuan sebuah bangsa. Literasi merupakan bagian penting untuk meningkatkan budaya membaca masyarakat. Negara yang berkualitas tinggi, ditandai dengan masyarakat yang peka dan tinggi tingkat literasinya.
“Kegiatan Festival Literasi Jakarta harus menjadi ajang peningkatan kualitas SDM di tengah masyarakat dan harus terus digelorakan. Diperlukan dukungan, tidak hanya terhadap acara yang diinisiasi Dispusip tapi juga acara literasi yang digagas pegiat literasi dan masyarakat,” ujar Firmansyah dalam sambutannya dalam upacara pembukaan Festival Literasi Jakarta 2024 di selasar Promenade, Taman Ismail Marzuki pada Rabu (16/10).
“Buku harus menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat, terutama untuk mendukung Indonesia Emas 2045, tepat di 100 tahun Indonesia Merdeka. Dengan begitu, kita akan menjadi negara yang kuat integritasnya di mata dunia, bangsa yang mampu berkompetisi tinggi, dan diperhitungkan di pentas global. Demikian pula perikehidupan dan perikebangsaan Jakarta akan sama dengan kota-kota maju di dunia,” pungkasnya.
Dispusip telah mengemas berbagai aktivitas yang dapat dinikmati masyarakat pada Festival Literasi Jakarta, mulai dari workshop, dongeng, bincang literasi, bazar buku murah, perpustakaan keliling yang menyediakan bahan bacaan bagi masyarakat, pameran, serta giat komunitas.
Tidak hanya itu, pada acara ini juga disuguhkan hiburan menarik lainnya seperti pentas teater, musikalisasi puisi, sampai pada rangkaian musik yang akan menemani masyarakat selama festival berlangsung.
Mengulang tahun sebelumnya, Dispusip kembali mengajak masyarakat untuk mendonasikan buku -selain buku Pelajaran—yang masih layak dibaca. Hasil dari ajakan donasi buku ini akan disalurkan ke ruang-ruang baca yang membutuhkan.
Selain itu, terdapat 6 (enam) workshop dan 7 (tujuh) bincang literasi yang akan memperluas wawasan dan sudut pandang masyarakat dalam melihat suatu isu di dunia literasi.
Festival Literasi tahun 2024 berkolaborasi dengan Ikatan Penerbit Indonesia, difotoin.id, dan mendapat dukungan dari PT Jakarta Propertindo selaku pengelola gedung Taman Ismail Marzuki, unsur pemerintahan (Dinas Pendidikan, Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik, juga Dinas Pertamanan dan Hutan Kota), serta berbagai komunitas literasi.
KOMENTAR ANDA