Ilustrasi perempuan yang sedang tersenyum. (Freepik)
Ilustrasi perempuan yang sedang tersenyum. (Freepik)
KOMENTAR

JIKA ditanya, sudahkah kita bersabar hari ini? Apa jawaban kita?

Nyatanya, sejak membuka mata saat bangun tidur di pagi hari, hingga kemudian beraktivitas di rumah maupun di luar rumah, selalu ada saja hal-hal yang mencoba menggerogoti kesabaran kita.

Terlebih jika kita adalah pekerja di kota besar yang harus bertarung dengan kemacetan lalu-lintas, jika tidak sabar, maka stres akan sangat mudah menghampiri kita.

Perjalanan kita diwarnai caci-maki. Perasaan negatif memuncak. Dan sangat sulit untuk ’di-switch ke kondisi normal’ agar siap bekerja dan bekerja sama dengan tim.

Kemudian jika ditambah dengan beban kerja yang berat, kesabaran yang sudah makin tipis itu akan terus tergerus, hingga kita sampai ke rumah. Akibatnya, rumah tak terasa seperti tempat yang menenteramkan.

Jadi, sudahkan kita hari ini bersabar?

Jika belum, marilah ’memaksa’ diri untuk menerapkan sabar. Marilah bertekad untuk menghadapi ujian dari Allah Swt. sekuat tenaga. Toh kita tahu bahwa Allah tidak akan membebani hamba-Nya dengan ujian yang tak sanggup dia pikul.

Dengan ritme kehidupan saat ini dan dengan zaman yang makin modern dengan segala kecanggihan teknologinya, sabar adalah hal mutlak. Setiap muslim harus memiliki kesabaran berlapis untuk bisa tetap istiqamah di jalan Allah; bertauhid dan berislam sesuai perintah Allah Swt. dan tuntunan Rasulullah saw.

Dalam surah Al-Baqarah ayat 153, Allah Swt. berfirman yang artinya,”Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabat dan salat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.”

Dari ayat tersebut, kita memahami bahwa sabar adalah perjuangan penuh makna yang melatih diri kita untuk bisa survive menghadapi berbagai permasalahan hidup.

Sabarlah, maka kita akan mampu melihat permasalahan yang datang dari berbagai sudut pandang. Dan itu memudahkan kita mencari solusi.

Sabarlah, karena jika kita memilih meluapkan emosi negatif, yang datang kemudian hanyalah penyesalan.

Sabarlah, yang dengan kesabaran itu kita bisa menghargai setiap detik berharga dalam hidup kita.

Sabarlah, maka pertolongan Allah akan datang.




Menyongsong Resesi 2025 dengan Ketenangan Batin

Sebelumnya

Anjuran Bayi Menunda Tidur di Waktu Maghrib Hanya Mitos?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur