KEMENTERIAN Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) memiliki “PR” besar untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang ramah perempuan dan anak. Masih banyak kasus kekerasan berbasis gender juga KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) yang marak di pelosok negeri yang mesti ditangani.
Dan tentunya, tantangan terbesarnya adalah bagaimana setiap warga negara memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
Dipilih Presiden Prabowo Subianto untuk menjadi Menteri PPPA pada Kabinet Merah Putih, Arifatul Choiri Fauzi dianggap sebagai sosok tepat meneruskan kinerja Bintang Puspayoga.
Pada pemilihan umum Presiden Indonesia 2024, Arifatul menjadi Wakil Ketua Tim kampanye Nasional Prabowo-Gibran. Kini, sebagai Menteri PPPA, kiprahnya selama ini yang aktif dalam advokasi isu-isu perempuan diharapkan dapat membawa perkembangan positif bagi perempuan dan anak Indonesia.
Arifatul adalah seorang politikus Indonesia kelahiran Madura 28 Juli 1969, yang menjabat Sekretaris Pengurus Pusat Muslimah Nahdlatul Ulama. Ia aktif di berbagai organisasi keagamaan dan politik, termasuk menjadi anggota komisi informasi dan komunikasi Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Arifatul Choiri Fauzi lekat dengan NU. Setelah lulus dari Madrasah Aliyah As-Syafiyah Jatiwaringin, ia melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas Dakwah IAIN Yogyakarta hingga lulus tahun 1994.
Arifatul kemudian meraih gelar Magister Komunikasi dari Universitas Indonesia berkat beasiswa Ford Foundation pada tahun2002. Karier Arifatul Choiri Fauzi dimulai ketika ia berperan aktif di dunia organisasi sejak masa mudanya.
Arifatul pernah menjadi ketua Umum Ikatan Pelajar Putri NU (IPPNU) DIY pada 1989 hingga 1991 serta menduduki berbagai posisi penting di sejumlah organisasi.
Tak hanya di organisasi, Arifatul juga memiliki karier gemilang di berbagai bidang. Termasuk menjadi produser yang memproduksi acara populer di televisi seperti “Hikmah Pagi” di TVRI dan menjadi show manager untuk konser kebangsaan kolaborasi Ki Ageng Ganjur dengan musisi internasional yaitu Tony Blackman dan Mary McBride.
Dengan latar belakang yang kuat dalam organisasi, pendidikan, dan dedikasinya, Arifatul kini diharapkan mampu membawa perubahan positif bagi pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Indonesia.
KOMENTAR ANDA