Ilustrasi dua perempuan dengan banyak shopping bags. (Freepik)
Ilustrasi dua perempuan dengan banyak shopping bags. (Freepik)
KOMENTAR

DOOM spending adalah sebuah fenomena yang semakin banyak dibicarakan dalam dunia keuangan pribadi. Istilah ini merujuk pada kebiasaan pengeluaran yang tidak terkendali atau berlebihan, yang biasanya dipicu oleh perasaan cemas, stres, atau rasa putus asa.

Pada dasarnya, doom spending menggambarkan pola belanja yang didorong oleh emosi negatif, yang bisa berujung pada masalah finansial yang serius.

Yuk, kita mengenal doom spending dan bahaya apa saja yang bisa ditimbulkan bagi mereka yang mengalaminya.

Doom Spending, Apa Itu?

"Doom spending" berasal dari dua kata: "doom" yang berarti malapetaka atau kehancuran, dan "spending" yang berarti pengeluaran atau belanja.

Secara sederhana, doom spending adalah kebiasaan menghabiskan uang secara berlebihan dalam rangka mencoba mengatasi atau melarikan diri dari perasaan cemas atau frustasi yang dirasakan oleh individu.

Pengeluaran ini tidak selalu bersifat rasional atau terencana, dan seringkali lebih didorong oleh dorongan emosional sesaat.

Contoh dari doom spending bisa bervariasi, tetapi beberapa di antaranya termasuk:

- Membeli barang-barang yang tidak diperlukan hanya untuk merasa lebih baik.

- Menghabiskan uang di luar anggaran atau kemampuan finansial, seringkali pada barang mewah atau barang yang tidak berguna.

- Menggunakan belanja sebagai cara untuk mengalihkan perhatian dari masalah pribadi, stres kerja, atau kecemasan sosial.

- Terjebak dalam pengeluaran berlebihan meski sudah jelas bahwa keuangan sedang dalam kondisi tidak sehat.

Bahaya Doom Spending

Meskipun bisa memberi rasa lega sementara, doom spending membawa sejumlah dampak negatif yang dapat berpengaruh buruk dalam jangka panjang.

Apa saja masalah finansial yang bisa disebabkan doom spending?

1. Penyusutan Keuangan yang Cepat

Doom spending dapat membuat seseorang menghabiskan lebih banyak uang daripada yang sebenarnya dapat mereka tanggung. Akibatnya, tabungan menipis, dan dalam beberapa kasus bisa menyebabkan utang yang menumpuk. Bila kebiasaan ini terus berlanjut, individu bisa menghadapi kesulitan finansial yang parah.

2. Meningkatnya Stres dan Kecemasan

Meskipun belanja dapat memberikan pelarian sementara dari masalah emosional, pada akhirnya dampak jangka panjangnya justru bisa menambah stres. Rasa cemas akan masa depan finansial atau utang yang menumpuk bisa membuat seseorang merasa lebih tertekan, menciptakan lingkaran setan.

3. Ketergantungan pada Belanja untuk Melarikan Diri dari Masalah

Doom spending dapat menjadi bentuk ketergantungan emosional, di mana seseorang merasa perlu berbelanja untuk "meringankan" perasaan atau mengalihkan perhatian dari masalah yang lebih besar. Hal ini bisa memperburuk kondisi mental dan emosional karena individu mungkin tidak mengatasi masalah sebenarnya, melainkan terus berusaha menutupinya dengan cara yang tidak sehat.

4. Penyebab Masalah Hubungan

Kebiasaan doom spending tidak hanya berisiko bagi individu secara pribadi, tetapi juga bisa memengaruhi hubungan dengan orang lain, seperti pasangan atau keluarga. Ketika pengeluaran berlebihan mulai mempengaruhi kehidupan bersama, konflik bisa timbul, terutama bila salah satu pihak merasa kesal atau khawatir dengan masalah keuangan yang timbul akibat kebiasaan belanja yang tidak terkendali.

Yuk, aware yuk!




Ingin Jadi Individu Sukses, Ini Alasan Mengapa Kita Butuh Dukungan Orang Lain

Sebelumnya

Gen Z dan Upaya Mengatasi Tantangan Sandwich Generation

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Family