EMPAT perempuan peneliti Indonesia mengharumkan nama bangsa dengan meraih penghargaan L'Oreal-UNESCO For Women in Science (FWIS).
Mereka dinilai berhasil melakukan terobosan inovatif terhadap agenda Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 untuk mencapai Indonesia Emas 2045. Keempatnya berhasil menciptakan solusi inovatif yang berfokus pada ketahanan pangan, energi berkelanjutan, dan ketangguhan bencana.
Dalam acara penganugerahaan yang digelar pada Senin, 11 November 2024 di Hotel Sultan, Jakarta, keempat peneliti tersebut berhak atas pendanaan riset senilai Rp100 juta.
Empat srikandi peneliti peraih L'Oreal-UNESCO For Women in Science dari Indonesia adalah Deliana Dahnum (Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Kimia, Badan Riset dan Inovasi Nasional), Prasanti Widyasih Sarli (Dosen Institut Teknologi Bandung), Rachma Wikandari (Dosen Universitas Gadjah Mada), dan Della Rahmawati (Dosen Universitas Swiss German).
"Selama lebih dari dua dekade, program ini menyediakan wadah bagi perempuan untuk berkarya, berbagi inspirasi, dan membangun karier dalam dunia sains. Program ini tidak hanya membantu para perempuan peneliti Indonesia, namun juga mempersiapkan mereka untuk bersaing di panggung sains internasional," ujar Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), Itje Chodidjah di Jakarta (11/11) dikutip dari RMOL.
Sementara itu, Herawati Sudoyo selaku Ketua Dewan Juri FWIS 2024 menyatakan apresiasinya terhadap kontribusi perempuan peneliti Indonesia dalam menghadirkan solusi praktis dari berbagai tantangan dan permasalahan yang dihadapi pemerintah dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.
"Keberanian mereka untuk berinovasi dan komitmen dalam menghasilkan penelitian yang berdampak positif, menunjukkan bahwa perempuan memiliki peran penting dalam kemajuan ilmu pengetahuan Indonesia dan dunia,” tegas Herawati.
Berikut ini fokus penelitian dari empat perempuan peneliti peraih L'Oreal-UNESCO For Women in Science 2024:
Deliana Dahnum: Fokus meneliti bio-jet fuel berbahan kelapa menggunakan katalis metal-organic frameworks (MOFs) untuk digunakan sebagai bahan bakar avtur, untuk mengurangi emisi karbon. Inovasi ini memanfaatkan sumber daya lokal, mendukung produksi bahan bakar ramah lingkungan, sekaligus memperkuat konektivitas ekonomi.
Prasanti Widyasih Sarli: Fokus memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk mengidentifikasi kerentanan bangunan perkotaan terhadap gempa, guna membantu pemerintah merancang bangunan tahan bencana dan mengurangi risiko korban jiwa.
Rachma Wikandari: Fokus mengembangkan daging vegan sumber protein dan mineral berbasis jamur benang (Rhizopus oligosporus) dan limbah tempe sebagai solusi nabati yang lebih terjangkau dan bergizi. Selain mencegah stunting, fokus penelitian ini juga mendukung mendukung ekonomi sirkular.
Della Rachmawati: Fokus mengatasi stunting terutama berkaitan dengan pemenuhan gizi ibu hamil dan anak. Inovasi yang dikembangkan yaitu membuat taburan nori, seperti furikake Jepang, berbasis tanaman liar kelakai yang dipadukan dengan tempe non-kedelai yang kaya zat besi.
KOMENTAR ANDA