PADA 12 November 2024, Atase Perdagangan, M. Syahran Bhakti S., Koordinator Fungsi Ekonomi, Tennike, Pelaksana Fungsi Ekonomi, Rifki Rustam Arsyad beserta Staf menghadiri kegiatan KTT Investasi Arab-Afrika dan Kerjasama Internasional Sesi ke-27 (11 s.d. 15 November 2024) yang dibuka secara resmi oleh Mayjen Dr. Ismail Kamal, Gubernur Aswan. Kegiatan ini diselenggarakan di bawah naungan Perdana Menteri Dr. Mostafa Madbouly, dan Duta Besar Ahmed Aboul Gheit, Sekretaris Jenderal Liga Arab, di New Aswan.
KTT Investasi ini diinisiasi oleh Arab Women Investor Union dan dihadiri sejumlah petinggi berbagai negara, antaranya Mrs. Tamara Vucic, istri Presiden Republik Serbia, Dr. Khaled Hanafy, Sekjen Arab Chambers of Commerce, Dr. Hoda Yassa, Presiden Persatuan Investor Wanita Arab, pejabat Kementerian, kepala badan, pelaku bisnis, ekspor-impor, industri, dan investor dari negara Arab, Afrika dan Asia.
Gubernur Aswan, Ismail Kamal dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada Persatuan Investor Wanita Arab, untuk mengajak para investor melihat peluang proyek-proyek investasi yang ada di Tanah Emas Aswan dan untuk mendukung industri dan transfer teknologi sejalan dengan pendekatan baru yang dipimpin oleh Presiden Mesir Abdul Al-Fattah Al-Sisi.
Gubernur Aswan menambahkan, Aswan memiliki daya tarik investasi baik dengan memanfaatkan kekayaan pertambangan, perikanan dan bahkan pertanian, selain berbagai sumber energi, serta letak geografisnya yang istimewa sebagai pintu menuju pasar Afrika melalui jalur darat, laut, sungai dan udara.
Aswan juga berupaya melakukan ekspansi di kawasan Industri, investasi dan logistik, sambil mengatasi tantangan dan hambatan yang dihadapi investor, serta meningkatkan kapasitas hotel dan mendukung layanan pariwisata dengan tawaran produk wisata Aswan antara lain wisata lingkungan, pedesaan, wisata medis, safari, berburu dan lainnya, yang berkontribusi terhadap peningkatan laju lalu lintas wisata dengan ide-ide inovatif.
Atase Perdagangan KBRI Kairo, M. Syahran Bhakti di sela-sela KTT Investasi Arab Afrika ini menerangkan, KBRI Kairo senantiasa mendorong para pelaku usaha Mesir-Indonesia untuk meningkatkan arus perdagangan ekspor-impor kedua negara. KTT internasional ini merupakan kesempatan baik untuk bertukar pengalaman bisnis ekspor-impor, investasi, pariwisata dan budaya antar negara peserta konferensi.
Atdag Syahran menambahkan, dari nilai perdagangan bilateral Indonesia-Mesir pada periode Januari-September 2024 sebesar USD 1,21 miliar atau meningkat sebesar 4,41 persen dari periode yang sama tahun 2023 sebesar USD 1,16 miliar.
Ekspor Indonesia ke Mesir pada periode Januari-September 2024 sebesar USD 1,07 miliar atau meningkat sebesar 9,17 persen dibanding periode yang sama pada 2023 sebesar USD 988 juta. Dari total nilai perdagangan tersebut, Indonesia berhasil mempertahankan surplus perdagangan dengan nilai surplus sebesar USD 942,3 juta atau meningkat 15,98 persen dari periode yang sama tahun 2023.
Tennike, Koordinator Fungsi Ekonomi KBRI Kairo menambahkan, merujuk data Kementerian Investasi/BKPM RI, nilai investasi Mesir di Indonesia pada 1 dekade terakhir (2010-2023) mencapai USD 7,8 juta. Khusus untuk semester I tahun 2024, nilai investasi Mesir di Indonesia mencapai USD 855,3 ribu.
Meski mengalami perlambatan sebesar 9% dari periode yang sama tahun 2023, namun nilai inbound investment tersebut masih jauh melebihi capaian inbound investment Mesir di Indonesia tahun 2022 (USD 366 ribu), dan tahun 2021 (USD 10 ribu). Proyek investasi Mesir di Indonesia tersebar di beberapa sektor, yaitu: perdagangan & reparasi, hotel & restoran, transportasi, gudang & telekomunikasi, dan jasa lainnya.
Kerja sama perdagangan RI-Mesir didasari oleh prinsip saling melengkapi, bukan saling berkompetisi. Karena baik Indonesia maupun Mesir saling membutuhkan sejumlah komoditi tertentu guna memenuhi kebutuhan dalam negeri masing-masing, khususnya dalam upaya mendukung industri manufaktur.
Kerjasama perdagangan Indonesia-Mesir memiliki peluang besar untuk ditingkatkan dimasa mendatang, mengingat kerjasama perdagangan kedua negara saling melengkapi dan kedua negara menawarkan ruang investasi yang cukup luas untuk bidang kerja sama, baik dalam bentuk FDI maupun Joint Venture antar pelaku usaha.
KOMENTAR ANDA