MENTERI Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi melakukan pertemuan dalam upaya penguatan sinergi dan kolaborasi dengan Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid di Kantor Kementerian Komdigi, Jakarta (18/11).
Menteri PPPA mengatakan pertemuan ini membahas terkait penguatan kerja-kerja bersama yang telah dilakukan selama ini terkait upaya peningkatan literasi digital perempuan dan anak.
“Kehadiran saya beserta jajaran Kemen PPPA ke Kemkomdigi adalah untuk bersilaturahmi dengan Ibu Meutya Hafid dan para jajarannya sekaligus menidaklanjuti dan memperkuat kembali kerjasama yang selama ini sudah terjalin dengan baik selama ini. Selain itu, agenda utama dari pertemuan ini juga membahas terkait kolaborasi dan sinergi Kemen PPPA dan Kemenkomdigi dalam rencana soft launching untuk Ruang Bersama Merah Putih (RBMP) inisiasi Kemen PPPA yang merupakan keberlanjutan dari Desa/Kelurahan Ramah Perempuan dan Anak (DRPPA),” ujar Menteri PPPA.
Menteri PPPA mengungkapkan inisiasi Ruang Bersama Merah Putih ini terinspirasi dari spirit yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto dimana beliau menginisiasi mempertemukan kami semua dari seluruh Kementerian/Lembaga untuk dapat terciptanya chemistry. Menteri PPPA mengatakan dari kegiatan di Magelang itu seluruh jajaran Kabinet Merah putih sudah saling berkenalan, saling mempelajari dan mulai menapaki langkah-langkah kira-kira dengan Kementerian mana saja kita akan berkolaborasi, salah satunya dengan KemenKomdigi di mana banyak hal yang terkait dengan program kami selama lima tahun ke depan.
“Melanjutkan program DRPPA, kini kami berupaya meningkatkan kualitas perempuan dan anak hingga ke akar rumput secara holistik di berbagai bidang pembangunan melalui Ruang Bersama Merah Putih. Melalui Ruang Bersama ini, kami ingin meningkatkan kualitasnya dalam menyelesaikan masalah kesehatan perempuan dan anak, gizi anak, pendidikan, meningkatkan cinta kebudayaan, dan pemberdayaan ekonomi perempuan yang melibatkan K/L lain dan Pemda serta unsur masyarakat sipil,” ucap Menteri PPPA.
Menteri PPPA mengatakan media sosial bagaikan pisau bermata dua disatu sisi membawa kebermanfaatan untuk masyarakat, namun disisi lain juga memiliki dampak negatif secara umum termasuk untuk perempuan dan anak-anak sehingga ini harus menjadi perhatian kita bersama. Dampak negatif dari media sosial ini akan semakin diperparah dengan rendahnya literasi digital terhadap perempuan dan anak. Oleh karena itu, salah satu yang juga harus menjadi program dan kegiatan di Ruang Bersama Merah Putih adalah literasi digital yang berkerjasama dengan Kemenkomdigi.
“Dari beberapa kasus perempuan dan anak yang sedang kami tangani dan kemarin juga kami turun ke lapangan itu ternyata mayoritas berawal dari media sosial yang mungkin tidak cermat dalam penggunaannya. Jadi dalam Ruang Bersama Merah Putih ini merupakan wadah pemenuhan hak serta perlindungan perempuan dan anak di tingkat desa yang nanti menjadi kolaborasi dari seluruh Kementerian/Lembaga terkait dalam implementasinya. Ruang ini juga akan menjadi solusi dalam memberikan alternatif kegiatan dan wadah bagi perempuan dan anak sekaligus diharapkan menjadi wadah peningkatan keterampilan dan kreativitas mereka dengan dukungan dari para ahli di masing-masing bidang yang akan ditekuni,” ungkap Menteri PPPA.
Dalam hal wadah alternatif dan peningkatan keterampilan bagi perempuan dan anak, Menteri PPPA mengatakan kehadiran Ruang Bersama Merah Putih akan memberikan solusi bagi perempuan dan anak dalam mengatasi berbagai masalah yang dihadapi pada kehidupan sehari-hari. Sebelumnya, Menteri PPPA telah melakukan pertemuan dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) untuk berkerjasama dalam implementasi Ruang Bersama Merah Putih ini.
“Saat audiensi kemarin, kami berhadap para mahasiswa yang sedang skripsi, mereka bisa untuk magang dulu di Ruang Bersama Merah Putih untuk memberikan pengalaman ke adik mereka entah tari, entah apa supaya anak-anak kita juga terisi waktunya tidak hanya dengan gadget. Begitu juga dengan kaum perempuannya di desa tersebut mungkin bisa dilatih bagaimana menggunakan medsos yang bijak karena banyak perempuan sekarang yang terkena dampak negatif kemajuan teknologi dan media sosial seperti terjerat pinjaman online dan ini sangat miris juga karena banyak perempuan juga yang terkena dampaknya. Itu kemudian mungkin literasi digital akan kita maksimalkan kembali bagaimana kita bisa memperluas koneksi dengan Kemkomdigi supaya kerja-kerja bersama kita di lapangan bisa lebih maksimal," ungkap Menteri PPPA.
Sementara itu, Menteri Komdigi, Meutya Hafid mengungkapkan tugas dan fungsi dari Kementerian Komdigi salah satunya adalah literasi digital termasuk terhadap perempuan dan anak. Kerjasama dan kolaborasi antara Kemkomdigi dan Kemen PPPA sudah berjalan, ini menjadi langkah penguatan yang sudah berjalan. Menteri Komdigi menambahkan berbagai upaya peningkatan kapasitas sudah dilakukan melalui literasi digital jadi memang kita melibatkan perempuan untuk kemudian diberikan literasi digital.
"Kita tahu salah satu korban terbanyak baik itu penipuan, transaksi keuangan, di ruang digital itu banyak oleh karena itu, perlu ada penguatan literasi terhadap perempuan. Kemudian tadi korbannya juga AI deepfake misalnya itu rata-rata juga badannya serta wajah perempuan yang kemudian dibuat AI deepfake sehingga akhirnya cenderung mengarah ke tindak pornografi. Jadi segala lini baik itu transaksi keuangan, pornografi itu banyak sekali korbannya perempuan di dunia maya. Kemudian kami juga akan kerjasama dalam connectivity jadi di beberapa daerah yang kita rasa disitu belum terhubung dengan baik maka akan kita perbaiki konektivitasnya, karena perempuan ini kalau punya akses terhadap informasi mudah-mudahan dia menjadi perempuan yang lebih berdaya," ujar Menteri Komdigi.
KOMENTAR ANDA