DESAINER muda, Salwa Tanara, dikenal dengan busana yang segar dengan permainan warna dan motif. Di perhelatan Seminar Internasional “Improving Indonesia-Korea Relationship in Prabowo Administration; from Food Sovereignty to Good Neighbour” yang digelar di Hall Dewan Pers, Jakarta Pusat pada Selasa (26/11), Salwa menyuguhkan koleksi yang merupakan selebrasi yang memukau dari kekayaan budaya Cina Benteng di Tangerang Selatan.
Setiap busana dalam koleksi ini menggabungkan elemen tradisional dengan sentuhan modern, menciptakan sebuah harmoni yang indah. Didominasi warna merah menyala, kain tenun bulu Jepara yang terkenal akan kelembutannya menjadi dasar dari koleksi ini, sementara detail printing khas Cina Benteng yang menawan menghiasi kain dobby dengan elegan.
Hasilnya adalah karya seni yang tidak hanya menonjolkan keindahan visual tetapi juga menghormati warisan budaya yang kaya dan berharga.
Koleksi ini tidak hanya berfungsi sebagai pakaian, tetapi juga sebagai ungkapan artistik yang merayakan identitas dan keunikan tradisi lokal dalam konteks dunia fashion kontemporer.
Sosok Salwa yang berkebutuhan khusus membuktikan bahwa ketidaksempurnaan yang ada pada diri seseorang tidak boleh menghalanginya untuk mengejar mimpi. Ia mendapatkan restu dan dukungan penuh dari kedua orang tuanya, Muhammad Rapsel Ali dan Siti Nur Azizah.
Sebelumnya, Salwa tampil di IN2MF 2024 pada awal November yang merupakan modest fashion event terbesar di Indonesia yang dipersembahkan Bank Indonesia.
Sedangkan di tahun lalu, karya Salwa yang merupakan hasil sketsa yang dibuat saat ia masih berusia 15 tahun, telah tampil di dua kota, Tashkent dan Samarkand, Uzbekistan dalam acara bertajuk Halal Beyond Borders 2023. Momen itu menjadi debut anyar lulusan Islamic Fashion Institute Bandung ini di panggung fesyen.
KOMENTAR ANDA