LSPR Institute of Communication & Business resmi membuka Program Studi Pendidikan Khusus Fakultas Keterampilan Khusus, sesuai Surat Keputusan (SK) dari Menteri Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (kini Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi). SK diserahkan Kepala LLDikti Wilayah III Prof. Dr. Toni Toharudin saat wisuda LSPR Institute di Ballroom The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place, (28/11).
CEO LSPR Prita Kemal Gani mengatakan bahwa Prodi Pendidikan Khusus yang berada di bawah naungan LSPR School of Special Needs of Education (LSPR-SSNE) ini merupakan inovasi dalam mendukung pendidikan bagi individu berkebutuhan khusus.
"LSPR-SSNE juga membawahi beberapa program termasuk Program Studi Desain Media (D4), London School Beyond Academy (LSBA), serta kursus-kursus singkat yang dirancang demi meningkatkan keterampilan dan soft skill para mahasiswa," papar Prita Kemal Gani.
Data menunjukkan jumlah anak berkebutuhan khusus (ABK) di Indonesia semakin meningkat. Data statistik yang dipublikasikan Kemenko PMK pada Juni 2022 menunjukkan angka kisaran disabilitas anak usia 5-19 tahun mencapai 3,3 persen. Sedangkan jumlah penduduk pada usia tersebut (2021) adalah 66,6 juta jiwa. Dengan demikian jumlah anak usia 5-19 tahun penyandang disabilitas berkisar 2.197.833 jiwa.
Sementara itu, Dekan Pendidikan Khusus LSPR Institute Dr. Chrisdina Wempi menjelaskan Prodi Pendidikan Khusus juga dirancang untuk memenuhi kebutuhan guru pendidikan khusus yang kian banyak dibutuhkan. Hal ini mengingagt pertumbuhan anak berkebutuhan khusus yang bersekolah di lembaga pendidikan saat ini terus meningkat sementara guru lulusan Pendidikan Khusus masih sedikit.
Program Studi ini memiliki rancangan kurikulum yang tidak hanya memberi bekal teori, tetapi lebih banyak menghadirkan praktik lapangan, salah satunya di LSBA.
"Para calon guru juga dibekali dengan keterampilan komunikasi, penggunaan teknologi seperti bantuan AI pada materi ajar, dan kewirausahaan. Harapannya, melalui rancangan kurikulum tersebut para lulusan tidak hanya menjadi guru andal, tetapi juga menjadi bagian manajemen pengelolaan, atau membangun usaha pendidikan," tegas Dr. Chrisdina.
KOMENTAR ANDA