MAHASISWA FPCI Chapter Universita Islam Negeri (UIN) Jakarta mengunjungi Kedutaan Besar Korea Selatan di Jakarta (28/11). Kim Chan-woo memberikan kuliah umum mengenai hubungan Korea-Indonesia dan diplomasi publik Korea.
Para mahasiswa dengan antusias mengikuti kuliah tersebut. Tidak ketinggalan pada sesi tanya jawab yang diadakan setelahnya, mereka mengajukan berbagai pertanyaan tentang hubungan kedua negara dan arah diplomasi publik, sehingga menciptakan suasana yang penuh makna.
Hubungan Indonesia dan Korea Selatan memang terbilang semakin dekat dalam beberapa tahun terakhir. Hubungan terjalin terutama dari sektor ekonomi, politik, dan sosial budaya.
Sangat menarik untuk menyimak hubungan Indonesia-Korea setelah Presiden Indonesia yang baru dilantik, Prabowo Subianto, mulai menjabat pada tanggal 20 Oktober, menggantikan Presiden Joko Widodo.
Bagi Korea Selatan, Indonesia merupakan mitra penting di berbagai sektor, termasuk perdagangan, pertahanan, dan sumber daya manusia. Apalagi, jumlah WNI yang tinggal dan bekerja di Korea Selatan terbilang besar.
Pun sebaliknya, bagi Indonesia, Korea Selatan menjadi panutan bagi kemajuan nasional. Diketahui bahwa Presiden Joko Widodo tak jarang membandingkan Korea Selatan dan Indonesia, dengan mencatat bahwa kedua negara menghadapi situasi yang sama pada tahun 1950-an hingga 1970-an.
Namun sejak itu, perkembangan pesat Korea Selatan melampaui pertumbuhan Indonesia, sehingga memberikan wawasan dan pelajaran pembangunan yang penting untuk dipertimbangkan.
Dikutip dari ANTARA, Indonesia dan Korea Selatan menjalin hubungan diplomatik resmi pada tahun 1973, ditandai pembukaan Kedutaan Besar Indonesia di Seoul.
Indonesia sebelumnya telah membuka konsulat di Seoul pada tahun 1966. Kolaborasi antara kedua negara memperoleh momentum yang signifikan setelah kunjungan pertama Presiden Suharto ke Seoul pada tahun 1982.
KOMENTAR ANDA