BULGOGI, yang secara harfiah berarti "daging yang dipanggang dengan api" dalam bahasa Korea, adalah salah satu hidangan paling terkenal dari Korea Selatan. Hidangan ini bukan hanya menggugah selera, tetapi juga mencerminkan budaya kuliner Korea yang kaya dan penuh makna sejarah.
Dikutip dari berbagai sumber, bulgogi pertama kali muncul pada era Tiga Kerajaan Korea (57 SM–668 M), khususnya di kerajaan Goguryeo. Saat itu, hidangan ini dikenal sebagai maekjeok, yakni daging yang direndam dalam saus dan dipanggang di atas arang. Tradisi ini berkembang dari gaya memasak masyarakat Maek, leluhur orang Korea, yang menghormati cara memasak dengan api terbuka.
Pada masa Dinasti Joseon (1392–1897), bulgogi mulai dikenal sebagai neobiani, yang berarti "daging yang dipotong tipis". Hidangan ini menjadi favorit di kalangan bangsawan karena penggunaan bahan berkualitas tinggi dan penyajiannya yang mewah.
Setelah era Dinasti Joseon, bulgogi mulai menyebar ke kalangan rakyat biasa. Namun, metode memasaknya berubah dari dipanggang di atas api terbuka menjadi dimasak di atas wajan atau panggangan, mengikuti perkembangan teknologi dapur. Bulgogi modern biasanya menggunakan daging sapi, terutama bagian sirloin atau ribeye, yang dipotong tipis agar bumbu meresap dengan sempurna.
Daging untuk bulgogi direndam dalam campuran bumbu yang khas, termasuk kecap asin, gula, bawang putih, jahe, minyak wijen, dan buah pir Korea. Buah pir ini berfungsi sebagai pelunak alami, memberikan tekstur daging yang lembut dan rasa yang manis alami.
Bulgogi tidak hanya disukai oleh masyarakat Korea, tetapi juga telah menjadi simbol kuliner Korea di dunia internasional. Hidangan ini sering disajikan dalam perayaan, festival, atau sebagai bagian dari menu keluarga. Popularitasnya juga meningkat berkat gelombang Hallyu (Korean Wave), yang memperkenalkan budaya Korea melalui musik, drama, dan film.
Selain itu, bulgogi dianggap sebagai cerminan filosofi makanan Korea, yaitu keseimbangan rasa dan harmoni dengan alam. Penggunaan bahan-bahan segar dan teknik memasak yang menghormati cita rasa asli daging mencerminkan prinsip dasar ini.
Kini, bulgogi dapat ditemukan di berbagai restoran Korea di seluruh dunia. Hidangan ini sering kali dimodifikasi sesuai selera lokal, seperti digunakan sebagai isian burger, topping pizza, atau bahan utama dalam taco. Meski demikian, esensi dan cita rasa tradisionalnya tetap dipertahankan.
Bulgogi adalah lebih dari sekadar hidangan; ia adalah warisan budaya Korea yang menghubungkan masa lalu dan masa kini. Dari meja bangsawan di masa lalu hingga meja makan modern di seluruh dunia, bulgogi terus memikat hati dan selera, menjadikannya salah satu ikon kuliner yang paling dicintai dari Korea Selatan.
KOMENTAR ANDA