GUDEG adalah makanan tradisional khas Yogyakarta yang terbuat dari nangka muda (gori) yang dimasak dengan santan dan berbagai rempah. Makanan ini memiliki cita rasa manis yang khas dan telah menjadi ikon kuliner dari Daerah Istimewa Yogyakarta
3 Fakta tentang Gudeg
1. Era Kerajaan Mataram Islam (abad ke-16)
• Gudeg diperkirakan muncul pada masa pembangunan Keraton Mataram Islam di daerah Kotagede, Yogyakarta.
• Pada masa itu, banyak pohon nangka tumbuh subur di sekitar wilayah kerajaan, sehingga nangka muda digunakan sebagai bahan makanan pokok.
• Teknik memasak gudeg dengan santan dan rempah menjadi cara untuk mengawetkan makanan dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan para pekerja dan prajurit.
2. Nama Gudeg
• Asal-usul nama gudeg diyakini berasal dari teknik memasaknya yang membutuhkan proses mengaduk terus-menerus (hangudeg dalam bahasa Jawa berarti mengaduk).
• Proses ini membutuhkan kesabaran dan waktu yang lama untuk memastikan bumbu meresap sempurna.
3. Perkembangan Gudeg
• Pada masa kolonial Belanda, gudeg mulai dikenal lebih luas sebagai hidangan khas Yogyakarta.
• Di era modern, gudeg berkembang menjadi dua jenis, yaitu gudeg basah dan gudeg kering, untuk memenuhi selera yang berbeda dan daya tahan penyimpanan.
Gudeg bukan hanya makanan, tetapi juga merepresentasikan karakter masyarakat Yogyakarta:
• Manis dan lembut: Mencerminkan keramahan dan kelembutan masyarakat Yogyakarta.
• Proses lama dan sabar: Melambangkan kesabaran dan ketekunan dalam menjalani kehidupan.
Gudeg kini tidak hanya populer di Yogyakarta tetapi juga menjadi kuliner nasional dan internasional. Banyak wisatawan datang ke Yogyakarta hanya untuk mencicipi gudeg autentik di tempat-tempat legendaris seperti Gudeg Yu Djum dan Gudeg Pawon.
Gudeg telah melampaui perannya sebagai makanan sehari-hari dan kini menjadi warisan budaya kuliner Indonesia yang patut dibanggakan.
KOMENTAR ANDA