Devialet x Emtu-Tutu-Sejauh Mata Memandang. (Ist)
Devialet x Emtu-Tutu-Sejauh Mata Memandang. (Ist)
KOMENTAR

DEVIALET Indonesia kembali menegaskan komitmennya dalam menggabungkan seni dan teknologi melalui proyek “Sound & Vision”. Acara ini berlangsung di The Residence ONFIVE, Grand Hyatt Jakarta, dengan menggandeng tiga kreator lokal, yaitu Emte, Tutu, dan Sejauh Mata Memandang. Kolaborasi ini menjadi wujud eksplorasi seni kontemporer yang berpadu dengan teknologi audio premium dari Devialet.

Sebelumnya, Devialet merayakan Tahun Baru Imlek 2024 dengan bekerja sama bersama seniman asal Cina, Yang Bao dan Wan Liu. Pada kolaborasi terbaru ini, speaker ikonis Devialet, Phantom, diubah menjadi karya seni unik oleh ketiga seniman Indonesia tersebut, menciptakan pengalaman multisensorial dari suara hingga visual.

“Dengan melibatkan seniman berbakat, kami memberikan ruang bagi kreativitas mereka untuk diungkapkan melalui Phantom,” ujar Martin Ku, General Manager Devialet APAC. “Kami percaya bahwa suara adalah medium luar biasa untuk menyampaikan cerita, emosi, dan imajinasi. Proyek ini menjadi perwujudan dari keyakinan kami.”

Setiap seniman membawa interpretasi khas mereka. Emte menciptakan desain yang mencerminkan semangat gotong royong, sebuah nilai inti budaya Indonesia. Tutu menghadirkan motif Mega Mendung khas Cirebon dengan sentuhan palet warna cerah, sementara Chitra Subiyakto dari Sejauh Mata Memandang merancang pola “Semanggi” yang menghiasi speaker caps Phantom.

Tak hanya estetika, proyek ini juga memiliki misi sosial. Hasil penjualannya akan didonasikan kepada Yayasan Musik dan Sastra Indonesia, yang dipimpin oleh Ananda Sukarlan, untuk mendukung perkembangan seniman dan musisi muda.

Kolaborasi ini membuktikan bagaimana seni, budaya, dan teknologi dapat bersatu, menciptakan karya inovatif sekaligus memberikan dampak positif bagi masyarakat.




Gudeg, Warisan Budaya Kuliner Khas Yogyakarta

Sebelumnya

Mie Cangkalang: Kuliner Khas Manado yang Menggugah Selera

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Horizon