Prof. Satryo Soemantri Brodjonegoro saat Raker dengan Komisi X DPR RI di bulan November 2024. (Jawa Pos)
Prof. Satryo Soemantri Brodjonegoro saat Raker dengan Komisi X DPR RI di bulan November 2024. (Jawa Pos)
KOMENTAR

PEMERINTAH, melalui Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek), berencana membangun sekolah unggulan mulai tahun 2025. Sekolah-sekolah ini dirancang sebagai program praperguruan tinggi untuk mempersiapkan lulusan masuk ke universitas terbaik dunia.

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Prof. Satryo Soemantri Brodjonegoro, menyatakan bahwa lulusan sekolah unggulan akan diarahkan untuk berkontribusi kembali di Indonesia setelah menyelesaikan pendidikan mereka di luar negeri.

Prof. Satryo menjelaskan bahwa lulusan yang belum mendapatkan pekerjaan di Indonesia setelah lulus dari universitas top dunia diperbolehkan tinggal sementara di negara tempat mereka belajar untuk menimba pengalaman. Namun, mereka diharapkan kembali ke Tanah Air dalam waktu empat hingga lima tahun untuk membawa pengetahuan dan keahlian mereka demi kemajuan bangsa.

Pada tahun 2025, pemerintah akan memulai pembangunan empat sekolah unggulan baru dan melakukan peningkatan terhadap empat sekolah unggulan berasrama yang sudah ada. Sekolah-sekolah yang rencananya ditingkatkan mencakup SMA Taruna Nusantara, SMA Pradita Dirgantara, dan SMAN Bali Mandara. Targetnya adalah membawa sekolah-sekolah ini ke level internasional.

Sekolah unggulan akan didanai sepenuhnya oleh negara, sehingga siswa dapat belajar tanpa biaya. Menurut Prof. Satryo, hingga tahun 2029, pemerintah menargetkan pembangunan 20 SMA Unggulan Garuda baru, serta peningkatan 20 sekolah yang sudah ada untuk dijadikan sekolah atau madrasah unggulan. Totalnya, akan ada 40 sekolah unggulan yang tersebar di berbagai provinsi di Indonesia.

Sekolah-sekolah ini dirancang sebagai sekolah praperguruan tinggi dengan asrama, menggunakan kurikulum nasional yang dilengkapi dengan tambahan kurikulum internasional. Hal ini dilakukan untuk memastikan siswa memiliki bekal yang cukup untuk bersaing di universitas kelas dunia. Guru-guru yang mengajar di sekolah unggulan juga akan diseleksi secara ketat untuk memastikan kualitas pendidikan yang tinggi.

Selain itu, pemerintah telah memilih beberapa lokasi pembangunan sekolah baru, termasuk Ibu Kota Nusantara (IKN), Sulawesi Utara, dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Dengan penyebaran sekolah unggulan di berbagai daerah, diharapkan setiap provinsi memiliki setidaknya satu sekolah unggulan pada tahun 2029.

Prof. Satryo menambahkan bahwa lulusan sekolah unggulan diharapkan mampu berkontribusi secara signifikan bagi pembangunan Indonesia. Sekolah unggulan ini tidak hanya mempersiapkan siswa untuk masuk ke universitas terbaik dunia, tetapi juga untuk menjadi pemimpin masa depan yang siap memajukan negara. Dengan demikian, program ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia secara menyeluruh.




Human Metapneumovirus (HMPV): Kenali Gejalanya, Tetap Waspada Tanpa Panik

Sebelumnya

Muhammadiyah Tetapkan Awal Ramadan dan Idulfitri 1446 H

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News