SITI Fauziah mencatatkan sejarah baru sebagai perempuan pertama yang menjabat Sekretaris Jenderal (Sekjen) MPR RI. Ia resmi dilantik oleh Ketua MPR RI, Ahmad Muzani, pada Senin (9/12) di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. Pelantikan ini menjadi momen bersejarah bagi MPR dan kiprah perempuan di sektor pemerintahan.
“Ini adalah catatan sejarah, Sekretaris Jenderal MPR pertama yang dijabat oleh seorang perempuan,” ujar Muzani dalam pidatonya. Ia menyampaikan harapan agar Siti mampu mengawal konstitusi, mengamalkan ideologi negara, dan menjalankan tugasnya dengan dedikasi tinggi untuk melayani anggota MPR.
Sebelumnya, Siti Fauziah menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Administrasi Sekretariat Jenderal MPR RI sejak September 2023. Sebagai Sekjen, Siti berkomitmen untuk memfokuskan kegiatan MPR pada isu-isu kemasyarakatan dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Ia juga menekankan pentingnya nilai-nilai gotong royong dalam pelaksanaan program MPR.
“Kami berharap dapat lebih dekat dengan masyarakat, memajukan UMKM, dan mengedepankan program-program berbasis kebangsaan seperti Lomba Debat Konstitusi MPR RI,” ungkap Siti. Ia juga menyebutkan rencana kegiatan yang mencakup kunjungan ke industri strategis dan wilayah perbatasan Indonesia.
Dalam menjalankan tugasnya, Siti Fauziah bertanggung jawab mendukung kinerja MPR, menyukseskan program di bidang pendidikan dan politik, serta memperkuat kolaborasi dengan lembaga negara lainnya.
Siti Fauziah lahir di Bandung pada 29 November 1965. Ia menyelesaikan pendidikan sarjana di Universitas Pancasila dan program magister di Universitas Kejuangan, keduanya dalam bidang manajemen. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, ia pernah menduduki berbagai posisi strategis di pemerintahan, termasuk sebagai Kepala Biro Humas dan Sistem Informasi MPR RI pada 2020-2022 dan Deputi Bidang Administrasi pada 2022.
Pelantikan Siti Fauziah sebagai Sekjen MPR RI tidak hanya mencerminkan pencapaian pribadinya, tetapi juga membuka peluang lebih luas bagi pemberdayaan perempuan dalam sektor pemerintahan. Perannya diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi perempuan Indonesia untuk terus berkontribusi di berbagai bidang. 
KOMENTAR ANDA