Kak Seto (Ist)
Kak Seto (Ist)
KOMENTAR

GERAKAN "7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat" yang digulirkan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Dr. Abdul Mu’ti pada Desember 2024, bertujuan untuk mendukung program wajib belajar 13 tahun dan menciptakan anak-anak Indonesia yang tangguh dalam menghadapi tantangan global. Gerakan ini menekankan pentingnya membangun religiusitas, spiritualitas, serta moralitas yang kuat pada generasi muda.

Tujuh kebiasaan yang ditekankan dalam gerakan ini yaitu bangun pagi, beribadah, berolahraga, gemar belajar, makan makanan sehat dan bergizi, bermasyarakat, dan tidur cukup.

Menanggapi inisiatif ini, Seto Mulyadi, yang akrab disapa Kak Seto, menyambut baik langkah tersebut. Kak Seto yang juga aktif dalam perlindungan anak dan pendidikan, menganggap bahwa kebiasaan ini sangat penting untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, bahkan di sekolah-sekolah yang ia asuh.

Kak Seto menilai bahwa selain pendidikan kognitif, pendidikan karakter seperti etika dan estetika harus lebih diperhatikan. Ia mengkritik banyaknya kekerasan anak yang terjadi di sekolah-sekolah, yang sering kali terjadi karena penekanan pada pelajaran yang terlalu kognitif dan mengabaikan pembentukan karakter. Menurutnya, kecerdasan emosional dan spiritual juga penting untuk menghindari anak-anak menjadi "generasi strawberry", yang disebut kurang tahan banting terhadap tekanan hidup.

Dalam sebuah wawancara khusus, Kak Seto memberikan dukungan terhadap program tujuh kebiasaan ini. Ia menyarankan agar program ini dijalankan dengan cara yang menyenangkan dan ramah anak, agar bisa diimplementasikan secara masif.

Ia juga memperkenalkan konsep "Gembira" yang meliputi Gerak (olahraga), Emosi cerdas (kecerdasan emosional), Makan bergizi, Beribadah (spiritualitas), Istirahat cukup, Rukun (bermasyarakat), dan Aktif belajar. Semua elemen ini diharapkan dapat menciptakan keseimbangan dalam kehidupan anak-anak.

Selain itu, Kak Seto juga menekankan pentingnya pendidikan agama yang tidak hanya diajarkan, tetapi juga dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Ia berpendapat bahwa contoh dari para pendidik sangat penting dalam menanamkan nilai-nilai spiritual dan etika kepada anak-anak. Kecerdasan spiritual, menurutnya, dapat membantu anak untuk lebih tenang, fokus, dan teratur dalam menjalani hidup.

Kak Seto juga mengusulkan agar gerakan ini diperkenalkan melalui pendekatan yang ramah anak dan memberikan teladan yang baik. Ia mengajak pemerintah untuk melibatkan semua pihak, mulai dari Presiden hingga tingkat RT dan RW, untuk menjadi "sahabat anak" dan mendorong terciptanya lingkungan yang mendukung perkembangan anak secara holistik.

Sebagai contoh, ia menceritakan pengalamannya bersama Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) yang melibatkan berbagai kementerian dan para pemimpin daerah dalam kegiatan yang melibatkan anak-anak, seperti bermain permainan tradisional.

Dengan mengedepankan pendekatan yang menyenangkan dan inklusif, Kak Seto berharap gerakan ini bisa membawa perubahan positif dan membentuk generasi penerus bangsa yang lebih kuat, sehat, dan berkarakter.




Devialet Indonesia x Emtu-Tutu-Sejauh Mata Memandang: Memadukan Seni Kontemporer dan Teknologi Audio dalam Proyek “Sound & Vision”

Sebelumnya

Gudeg, Warisan Budaya Kuliner Khas Yogyakarta

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Horizon