ISU pemecatan di Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Diktisaintek) akhirnya berakhir damai. Menteri Satryo Soemantri Brodjonegoro bertemu dengan pegawai yang sebelumnya dikabarkan dipecat, Neni Herlina, pada Senin (20/1).
Satryo meminta pegawai untuk menyatukan perbedaan dan fokus pada tujuan bersama memajukan pendidikan tinggi. Pertemuan tersebut diakhiri dengan saling memaafkan dan kesepakatan untuk melanjutkan kerja sama.
Berikut ini 5 fakta seputar kasus Mendikti vs Neni Herlina yang memicu demo 235 ASN di pelataran kantor Kemendiktisaintek, Senin (20/1) pagi.
- Awal Mula Keramaian Berawal dari kejadian pada Jumat, 17 Januari 2024, Neni dikabarkan dipecat secara mendadak oleh Menteri Diktisaintek, Satryo Soemantri Brodjonegoro, setelah meja dan kursinya di ruangannya belum diganti. Neni pun merasa tidak diberi informasi yang jelas mengenai pemecatannya, bahkan hanya menerima pemberitahuan secara verbal.
- Aksi Protes ASN Aksi protes dilakukan oleh sejumlah ASN Diktisaintek pada Senin, 20 Januari 2025, dengan menggelar demonstrasi "Senin Hitam" di depan kantor kementerian. Para demonstran menuntut penjelasan atas pemecatan Neni yang dianggap sepihak dan tidak adil. Mereka menyuarakan tuntutan dengan membawa spanduk berisi kritik terhadap Menteri Satryo, yang dianggap memecat pegawai tanpa proses yang transparan.
- Penjelasan Menteri Satryo Menteri Satryo menjelaskan bahwa keramaian ini sebenarnya terkait dengan proses mutasi besar-besaran di tubuh Diktisaintek, yang merupakan akibat dari pemecahan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjadi tiga kementerian. Menurutnya, perubahan ini membutuhkan penyesuaian besar, termasuk rotasi dan mutasi pegawai. Satryo juga menegaskan bahwa pemecatan dan perubahan jabatan tersebut adalah bagian dari upaya penyegaran organisasi dan bukan karena alasan pribadi atau emosional.
- Penyebab Konflik: Miskomunikasi Sekjen Diktisaintek Togar Simatupang, mengungkapkan bahwa kericuhan ini sebagian besar disebabkan oleh miskomunikasi dan perbedaan persepsi antarpegawai. Hal ini semakin diperparah oleh perbedaan ekspektasi dan budaya yang ada di lingkungan kementerian. Togar menambahkan bahwa ketegangan terjadi karena adanya ketidakpastian akibat reorganisasi yang sedang berlangsung.
- Resolusi dan Perdamaian Setelah pertemuan yang berlangsung pada Senin malam (20/1), akhirnya masalah ini selesai dengan damai. Menteri Satryo dan Neni Herlina beserta pihak terkait saling memaafkan dan menyepakati untuk melanjutkan tugas di Kementerian Diktisaintek. Togar memastikan bahwa seluruh pihak sudah berdamai dan siap melanjutkan tugas dengan semangat baru, menanggapi perbedaan dengan sikap dewasa dan saling menghargai.
Kasus ini berakhir dengan rekonsiliasi, namun menjadi pelajaran penting mengenai pentingnya komunikasi yang jelas dan transparansi dalam pengelolaan sumber daya manusia di lembaga pemerintah.
KOMENTAR ANDA