KALAU Anda melihat produk bermerek ''Cekelin'', belilah. Selain memperoleh camilan yang lezat, Anda telah menolong para penderita kanker yang sedang kesulitan untuk membiayai pengobatannya.
-------
Tiba di kios kue basah di Kelapa Gading pagi tadi, saya dikejutkan oleh kehadiran keripik tempe dalam kemasan pouch dengan merek ''Cekelin''. Melihat produk camilan kering itu, ingatan saya seketika terbang ke sosok wanita hebat bernama Inneke Yonilestari yang tinggal di Yogyakarta.
Dua minggu yang lalu, Inneke mengundang saya ke Yogyakarta. Dia belikan saya tiket perjalanan dan kamar di hotel Gaia Cosmo Timoho yang sangat bagus. Tidak mungkin lagi saya menolaknya.
Ternyata tidak hanya saya yang diundang. Ada lebih dari 10 orang lain yang datang dari Surabaya, Mojokerto, Sidoarjo dan Madiun. Mereka adalah kawan-kawan saya. Ada yang sudah pensiun sebagai wartawan ''Jawa Pos''. Ada pula yang masih wartawan ''Disway''. Yang bukan wartawan juga ada: instruktur senam.
''Sayang sekali Pak Dahlan Iskan tidak bisa datang. Beliau hanya mengirim karangan bunga,'' kata Inneke, saat memberi sambutan seusai menerima penghargaan ''Woman of the Year 2024'' dari harian ''Jawa Pos Radar Jogja''.
Setiap tahun, ''Jawa Pos Radar Jogja'' memiliki tradiisi memberi penghargaan kepada tokoh-tokoh lokal. Untuk tahun 2024, penghargaan itu diberikan kepada Inneke Yonilestari, tokoh pegiat bank mata ''Beliau memperoleh angka tertinggi untuk semua parameter penilaian yang digunakan. Bu Inneke merupakan tokoh yang peduli pada para penyintas kanker, '' kata panitia.
Kepedulian itu muncul karena sebagai penyintas, Inneke merasakan betul bagaimana beratnya biaya pengobatan kanker. ''Untuk saya yang akuntan dan hidup sendiri saja, biaya pengobatan kanker itu sudah terasa sangat mahal. Apalagi bagi penyintas yang ekonominya pas-pasan. Terlebih lagi, tidak semua pengobatan kanker ditanggung BPJS Kesehatan,'' papar Inneke.
Dari situasi itulah, Inneke menemukan ide, untuk membuat usaha sampingan. Dia bertekat menyalurkan semua keuntungan usaha itu untuk meringankan beban keuangan para penyintas kanker. ''Sejak empat tahun yang lalu saya memproduksi keripik tempe. Produk ini dipasarkan dengan merek Cekelin. Sekarang juga membuat produk lain, yaitu kripik paru,'' lanjut Inneke.
Tidak disangka-sangka, keripik tempe Cekelin disukai konsumen. Pelan tapi pasti, permintaan pasar terus meningkat. ''Sekarang saya bisa menyalurkan keuntungan rata-rata Rp60 juta per bulan untuk membantu para penyintas kanker yang kesulitan biaya,'' kata Inneke.
Membuat usaha produktif untuk membiayai program sosial, sepertinya bisa menjadi salah satu program kerja lembaga filantropi. Bila Anda berminat, belajarlah ke Inneke di Yogyakarta.
KOMENTAR ANDA