PEMERINTAH baru di Amerika Serikat resmi dimulai setelah pelantikan Donald Trump sebagai Presiden ke-47 AS pada 20 Januari. Beberapa wajah baru dan lama mengisi berbagai posisi dalam pemerintahan, salah satunya adalah Karoline Leavitt yang terpilih menjadi Juru Bicara Gedung Putih.
Posisi Juru Bicara Gedung Putih, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Press Secretary, memiliki peran yang sangat penting dalam pemerintahan Amerika Serikat.
Sebagai pejabat senior di Gedung Putih, Juru Bicara bertanggung jawab atas pengelolaan komunikasi dalam lingkup eksekutif pemerintahan. Salah satu tugas utamanya adalah menjadi penghubung antara Presiden AS dan masyarakat melalui media, baik itu media cetak, televisi, maupun platform online. Melalui konferensi pers atau briefing media, Juru Bicara menyampaikan kebijakan dan informasi yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Karoline Leavitt: Juru Bicara Termuda dalam Sejarah Gedung Putih
Yang menarik, Karoline Leavitt, seorang perempuan muda berusia 27 tahun, kini memegang posisi tersebut. Meskipun usianya terbilang sangat muda, Karoline sudah berpengalaman dalam dunia politik Amerika.
Pada November 2024, ia ditunjuk oleh Presiden Trump untuk menjadi Juru Bicara Gedung Putih. Karoline secara resmi mengemban tugas tersebut setelah pelantikan Trump dan melakukan konferensi pers pertamanya pada 28 Januari 2025 di Brady Press Briefing Room, Gedung Putih.
Karoline Leavitt menjadi Juru Bicara Gedung Putih termuda sepanjang sejarah, mengalahkan rekor Ron Ziegler yang menjabat pada usia 29 tahun pada tahun 1969 di bawah Presiden Richard Nixon. Meskipun demikian, perjalanan Karoline dalam dunia politik sudah dimulai sejak beberapa tahun lalu.
Perjalanan Karoline Leavitt di Dunia Politik
Karoline, yang lahir pada 24 Agustus 1997, lulus dari Saint Anselm College dengan jurusan komunikasi dan politik. Setelah menyelesaikan studinya, ia langsung bergabung dengan pemerintahan Trump pada periode pertama, tepatnya pada 2019. Ia memulai karier di Gedung Putih sebagai penulis pidato untuk Presiden Trump, sebelum akhirnya menduduki posisi sebagai asisten Juru Bicara di bawah Kayleigh McEnany, Juru Bicara Presiden Trump pada masa itu.
Selama bekerja di Gedung Putih, Karoline Leavitt terlibat dalam persiapan konferensi pers penting dan membantu melawan bias media arus utama. "Saya membantu Juru Bicara Kayleigh McEnany dalam mempersiapkan konferensi pers bertensi tinggi dan melawan media mainstream yang dilingkupi bias," ujar Karoline.
Namun, setelah kekalahan Donald Trump dalam Pilpres 2020, Karoline meninggalkan Gedung Putih dan sempat bekerja sebagai Direktur Komunikasi untuk anggota Kongres Elise Stefanik, seorang politisi dari Partai Republik.
Pada 2022, Karoline juga mencalonkan diri sebagai anggota Kongres untuk wilayah New Hampshire. Sayangnya, ia kalah dalam pemilihan tersebut dari kandidat petahana, Chris Pappas, dari Partai Demokrat.
Meskipun usianya tergolong muda, kontribusi Karoline Leavitt dalam dunia politik AS telah terbukti. Dan dengan jabatan sebagai Juru Bicara Gedung Putih, ia membawa perspektif segar yang—bukan tak mungkin—bakal memberi warna baru dalam komunikasi pemerintahan di masa mendatang.
KOMENTAR ANDA