Ilustrasi ibu dan remaja. (Pinterest/@claire lovely)
Ilustrasi ibu dan remaja. (Pinterest/@claire lovely)
KOMENTAR

HUBUNGAN antara remaja dan orang tua serta peran orang tua dalam perkembangan anaknya sampai usia remaja sangat penting. Semakin baik hubungan yang dibangun, semakin baik pula tumbuh kembang seorang remaja. Begitu juga sebaliknya, semakin buruk hubungan antara remaja dan orang tua maka semakin celaka pula tumbuh kembang remaja.

Anak-anak kita memerlukan perhatian untuk kesehatan mental mereka dari berbagai pihak, termasuk orang tua. Memelihara kesehatan mental remaja membutuhkan pendekatan holistik yang mencakup kesehatan fisik, mental, dan emosional.

Faktor-faktor seperti pola makan, tidur, aktivitas fisik, serta dukungan dalam menemukan tujuan hidup berkontribusi pada perkembangan mereka menjadi orang dewasa yang sehat dan bahagia:

1. Selalu luangkan waktu untuk anak

Sebagian besar dari orangtua tidak punya cukup waktu untuk anak. Mereka mungkin terlalu sibuk bekerja atau aktivitas lain, sehingga jarang menghabiskan waktu bersama anak. Akibatnya, anak remaja menjadi sulit didekati dan cenderung keras kepala.

Coba lakukan pendekatan emosional dengan selalu meluangkan waktu untuk anak. Nikmati aktivitas bersama, seperti membaca buku, belajar, olahraga, memasak, atau bermain game. Punya waktu berkualitas dengan anak dapat memperkuat hubungan keluarga.

2. Memberikan Batasan yang Jelas

Meskipun penting untuk memberikan kebebasan, orang tua juga perlu menetapkan batasan dan aturan yang jelas. Ini membantu remaja memahami tanggung jawab dan konsekuensi dari tindakan mereka.

Membantu menciptakan struktur dan rutinitas. Remaja, yang sedang berada dalam fase eksplorasi dan pencarian jati diri, seringkali merasa lebih aman ketika ada guidelines yang mengarahkan mereka.

3. Dukungan Emosional

Menjadi suportif dan memberikan dukungan ketika remaja menghadapi tantangan, seperti tekanan teman sebaya, masalah akademis, atau konflik emosional.

Mendengarkan dengan Aktif: Luangkan waktu untuk mendengarkan apa yang diungkapkan remaja tanpa menginterupsi. Tunjukkan bahwa ayah bunda benar-benar peduli dan menghargai perasaan mereka. Gunakan bahasa tubuh yang terbuka, seperti menjaga kontak mata dan mengangguk sebagai tanda bahwa ayah bunda mendengarkan.

Validasi Perasaan: Penting untuk mengakui dan menerima perasaan remaja, bahkan jika ayah bunda tidak sepenuhnya memahami situasi mereka. Ungkapan seperti “kami mengerti bahwa ini sulit bagi kamu” dapat memberikan rasa nyaman dan dukungan yang ‘memeluk’nya dengan nyaman.

 

Penulis: Rani Agustin




Ragam Permainan Sensorik untuk Bantu Optimalkan Tumbuh Kembang Bayi

Sebelumnya

Mengajarkan Empati kepada Anak Usia SD: Kunci Membentuk Generasi yang Peduli

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Parenting