Kondisi Rafah saat gencatan senjata Israel-Palestina. (Reuters)
Kondisi Rafah saat gencatan senjata Israel-Palestina. (Reuters)
KOMENTAR

SEKRETARIS Jenderal PBB, Antonio Guterres, kembali menyerukan kepada Israel dan Hamas untuk menahan diri setelah kesepakatan gencatan senjata tahap pertama berakhir. Lewat juru bicaranya pada Sabtu (1/3), Guterres mengingatkan bahwa kembalinya perang bisa membawa konsekuensi yang mengerikan.

"Enam pekan terakhir memberikan sedikit ketenangan bagi warga Palestina dan Israel. Ini momen penting yang tidak boleh disia-siakan," ujar pernyataan resmi tersebut, seperti dilansir Anadolu.

PBB menekankan bahwa gencatan senjata permanen dan pembebasan seluruh sandera harus menjadi prioritas guna mencegah eskalasi lebih lanjut. Guterres juga mendesak agar bantuan kemanusiaan tetap bisa menjangkau warga yang terdampak konflik, termasuk menjamin keselamatan warga sipil dan pekerja kemanusiaan.

Di sisi lain, ketegangan di Tepi Barat juga menjadi perhatian. PBB mendesak agar situasi di wilayah yang diduduki Israel itu segera diredakan. "Kami siap mendukung semua upaya untuk mencapai perdamaian," tambah pernyataan itu.

Sejak pertengahan Januari, gencatan senjata sementara telah menghentikan pertempuran yang sebelumnya menewaskan lebih dari 48.360 warga di Gaza dan menyebabkan kehancuran besar.

Namun, Hamas menyebut bahwa Israel belum memulai negosiasi untuk tahap kedua gencatan senjata. Juru Bicara Hamas, Hazem Qassem, mengatakan bahwa pihaknya siap untuk melanjutkan pembicaraan dan menegaskan bahwa upaya Israel untuk mengubah kesepakatan atau meminta konsesi politik tidak akan berhasil.

Ketidakpastian ini kembali memicu kekhawatiran akan pecahnya konflik berskala besar, sementara dunia menanti solusi damai yang lebih permanen.




Kementerian Agama Gelar Kompetisi Foto dan Video ”Pasaraya Ramadan” untuk Santri dan Masyarakat Umum

Sebelumnya

Kemenkes RI Jalin Kerja Sama dengan Qure.ai: Percepat Deteksi Dini Tuberkulosis dengan Teknologi AI dalam Pencitraan Sinar-X

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News