WILAYAH Bekasi pada Selasa, 4 Maret 2025 dilanda banjir besar yang merendam sejumlah kawasan dengan ketinggian air mencapai hingga 4 meter. Banjir ini disebabkan oleh meluapnya Kali Bekasi akibat peningkatan debit air dari hulu, terutama dari aliran Kali Cikeas dan Cileungsi.
Salah satu wilayah yang terdampak parah adalah Perumahan Pondok Gede Permai, di mana ketinggian air mencapai 4 meter, menyebabkan akses jalan terputus dan beberapa rumah terendam hingga atapnya. Warga yang masih bertahan di lantai dua rumah mereka meminta bantuan evakuasi kepada petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Selain itu, empat wilayah utama di Kota Bekasi juga terdampak signifikan, yaitu Pondok Gede Permai, Villa Jatirasa, Pondok Mitra Lestari, dan Kemang IPI. Di kawasan Kemang IPI, ketinggian air mencapai sekitar 1 meter, sementara di tiga wilayah lainnya, ketinggian air rata-rata sudah di atas 3 meter. Diperkirakan sekitar 10.000 kepala keluarga terdampak oleh banjir ini.
Sementara itu, dari unggahan masyarakat di media sosial, diketahui bahwa beberapa daerah juga dilanda banjir dengan ketinggian beragam. Mulai dari mobil-mobil yang terendam banjir di wilayah pertokoan Galaxy, banjir di Kemang Pratama, banjir di jalan raya Bintara dan perumahan Duta Kranji, hingga area stasiun Bekasi. Banjir juga melanda RSUD Kota Bekasi di mana air masuk hingga ke kolong tempat tidur pasien.
BPBD Kota Bekasi melaporkan bahwa tiga wilayah lainnya, yaitu Kampung Lebak di Bekasi Utara, serta Kampung Lengkak dan Gang Mawar di Bekasi Timur, juga terendam banjir akibat kiriman air dari hulu Kali Bekasi. Di Kampung Lebak, ketinggian air mencapai 110 cm pada pagi hari sebelum perlahan menyusut menjadi 80 cm pada siang hari. Sebanyak 600 jiwa yang tinggal di 150 rumah terdampak banjir ini, dan sebagian warga mengungsi di musala serta rumah kerabat terdekat.
Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, menyatakan bahwa banjir kali ini disebabkan sejumlah faktor, termasuk kenaikan permukaan air di Kali Bekasi yang mencapai 8 meter, ditambah dengan belum selesainya pembangunan tanggul di beberapa titik. Kondisi debit air imbas curah hujan dan kiriman serupa dengan siklus lima tahunan. Seperti di tahun 2016, 2020, dan kini di tahun 2025.
Dari 12 kecamatan di Kota Bekasi, 8 di antaranya terdampak banjir, menyebabkan lumpuhnya aktivitas di beberapa jalan utama, termasuk kantor pemerintahan yang mulai terendam air. Banjir di sejumlah wilayah juga menyebabkan kemacetan panjang di ruas-ruas jalan di kota Bekasi.
Pemerintah setempat telah menyiapkan beberapa tempat pengungsian, termasuk gedung-gedung pemerintah dan masjid, untuk menampung warga yang terpaksa mengungsi akibat banjir. Tim evakuasi dan bantuan darurat telah disiagakan untuk membantu warga yang membutuhkan pertolongan. Masyarakat diimbau untuk selalu mengikuti informasi terkini dan segera mengungsi jika kondisi semakin memburuk.
Dengan kondisi cuaca yang masih berpotensi hujan, masyarakat diminta untuk tetap waspada dan mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan banjir susulan. Pemerintah daerah bersama instansi terkait terus berupaya melakukan penanganan dan pemulihan pasca-banjir untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan warga terdampak. Demikian informasi yang berhasil dihimpun Farah.id dari berbagai sumber.
KOMENTAR ANDA