Ilustrasi seorang anak memandang langit. (Freepik/jcomp)
Ilustrasi seorang anak memandang langit. (Freepik/jcomp)
KOMENTAR

ANAK harus dikenalkan bahwa kehidupan tidak selamanya berjalan sesuai dengan harapan. Ada banyak rintangan yang datang dari luar maupun dari dalam diri sendiri, yang seringkali membuat kita tidak bisa sampai kepada tujuan yang kita inginkan.

Karena itulah, anak harus memahami bahwa dia pasti akan mengalami pasang surut emosi dalam hidupnya. Itu adalah sesuatu yang wajar dan sulit dihindari. Yang terpenting adalah bagaimana anak bisa menerima kesulitan yang sedang dia hadapi. Dengan menerima, dia bisa lebih aware terhadap emosi yang pasang surut.

Saat sedih, dia tidak larut dalam keterpurukan. Dia tahu bahwa kesedihan itu adalah caranya merespons kabar duka atau kegagalan. Dia ’menikmati’ waktu bersedihnya dengan menangis. Saat ini terjadi, orang tua tak perlu terlalu melindunginya dari air mata. Karena seringkali air mata justru akan menjadi penguat batinnya.

Pun ketika anak berhasil meraih sebuah pencapaian, kegembiraan itu tidak akan meluap hingga tercampur kesombongan. Dia layak berbangga dengan prestasinya. Dia layak tersenyum lebar atas pencapaiannya. Tapi anak menyadari bahwa itu tidak diraih semata oleh dirinya sendiri. 

Ada doa orang tua di dalamnya, ada peran guru yang membekalinya dengan segudang pengetahuan, dan yang terpenting, ada anugerah Tuhan kepadanya. Dengan demikian, semakin banyak pencapaian yang diperolehnya, akan semakin bersyukurlah dia kepada Sang Pencipta.

Sebagai orang tua, tugas kita adalah membiarkan anak mengenali beragam emosi yang dia rasakan. Dan selanjutnya, kita bisa membimbing mereka untuk merespons dengan tepat setiap emosi yang dirasakan. Jangan melarangnya untuk menahan emosi, karena nanti pasti akan ’meledak’ layaknya bom waktu yang mudah terpicu.

Dan tentu saja, di balik keinginan kita agar anak mampu melewati pasang surut emosi dengan baik, orang tua pun wajib memberi contoh teladan tentang bagaimana mengelola emosi dengan baik. Ketika kita mampu dengan bijak mengelola pasang surut emosi, anak pun akan meniru kita.




Puasa Itu Menyenangkan: Yuk, Kenalkan Anak Balita dengan Hikmah Puasa

Sebelumnya

Seberapa Penting Gentle Parenting?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Parenting