RASA malas dalam menjalankan ibadah menjauhkan kita dari meraih kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat. Rasa malas yang kita rasakan bukan dirasakan secara fisik—seperti malas bergerak untuk mengerjakan salat, melainkan juga berkurangnya keyakinan kita terhadap adanya pahala dan hukuman dari Allah Swt.
Rasa malas, jika dibiarkan terlalu lama, akan membuat kita tidak dapat menikmati keindahan hidup yang tersaji di hadapan kita. Katakanlah kita larut dalam pekerjaan, tapi seolah pekerjaan itu tak pernah tuntas. Ada saja yang kurang dan mesti diperbaiki. Ini karena otak dan tubuh kita dipaksa sedemikian keras, sementara ’siraman’ rohani yang didapat melalui ketenangan batin dalam ibadah tidak didapat.
Dikutip dari Rumaysho, ada sejumlah dampak buruk dari kemalasan:
- Malas beribadah dan berkurangnya ketaatan.
- Hati menjadi keras dan sulit menerima nasihat.
- Berkurang rasa tanggung jawab dan tidak mampu memikul amanah.
- Banyak bicara tapi tidak ada aksi nyata.
- Menyia-nyiakan waktu meski terlihat sibuk.
Rasulullah mengajarkan sebuah doa agar kita terhindar dari kemalasan dan kelemahan.
ALLAHUMMA INNI A’UDZU BIKA MINAL-‘AJZI, WAL-KASALI, WAL-JUBNI, WAL-HARAMI, WAL-BUKHLI, WA A’UDZU BIKA MIN ‘ADZAABIL-QABRI, WA MIN FITNATIL-MAHYA WAL-MAMAAT.
Artinya: Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan, ketakutan, kepikunan, dan kekikiran. Aku juga berlindung kepada-Mu dari azab kubur serta dari fitnah kehidupan dan kematian.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Jadikanlah doa ini ’senjata’ terbaik kita untuk menghadang rasa malas. Jadikanlah doa ini sebagai penguat hati kita untuk memperbaiki ibadah dan ketaatan agar semua yang kita lakukan di dunia ini bernilai ibadah, menjadi pahala, dan sumber kebahagiaan kita di dunia dan akhirat. Insya Allah.
KOMENTAR ANDA