RANGKAIAN kegiatan Kementerian Luar Negeri Taiwan bertajuk "Pekan Kesetaraan Gender Taiwan 2025” (Taiwan Gender Equality Week/TGEW) yang diadakan di New York, Amerika Serikat, telah dimulai pada 10 Maret dan akan berlangsung hingga tanggal 21 Maret. Kegiatan tersebut dirancang sesuai dengan tema utama sesi ke-69 Komisi Status Perempuan PBB (Commission on the Status of Women/CSW).
Acara utama, “Malam Budaya Kekuatan Perempuan Taiwan” (Taiwan Women's Power Cultural Night) yang diselenggarakan pada 12 Maret di Kantor Perwakilan Taiwan di New York mengusung tema “Taiwan Main Stage: Celebrating Women’s Resilience and Progress. Malam budaya tersebut menghadirkan kejutan spesial berupa video rekaman dari mantan Presiden Tsai Ing-wen. Dalam video tersebut, ia memaparkan pencapaian Taiwan di bidang kesetaraan gender kepada dunia.
Wakil Perdana Menteri Kerajaan Eswatini Thulisile Dladla, mantan Duta Besar Departemen Luar Negeri AS untuk Masalah Perempuan Global Kelley Currie, dan Duta Besar keliling Taiwan Liu Po-chun turut hadir untuk menyampaikan pidato kunci.
Kepala Kantor Perwakilan Taiwan di New York, Lee Chih-chiang, dalam pidato pembukaannya mengatakan bahwa Taiwan telah berupaya maksimal dalam memperkuat pemberdayaan perempuan dan telah mencapai hasil yang signifikan. Ia juga menekankan bahwa kesetaraan gender adalah hak asasi manusia yang mendasar dan tidak boleh meninggalkan siapa pun. Taiwan akan terus bekerja sama dengan mitra global untuk mengupayakan kesetaraan gender.
Dalam video yang ditayangkan itu, mantan Presiden Tsai Ing-wen menyampaikan kepada komunitas internasional perkembangan penting yang telah dicapai Taiwan dalam bidang kesetaraan gender selama 30 tahun terakhir. Salah satu pencapaian utama adalah meningkatnya proporsi perempuan di parlemen, yang telah melampaui 30% sejak 2012 dan mencapai lebih dari 40% pada 2020.
Selain itu, berdasarkan Indeks Norma Sosial Gender (Social Customs Gender Index/SIGI) dari Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (Organisation for Economic Co-operation and Development /OECD) tahun 2023, Taiwan menempati peringkat keenam di dunia dan pertama di Asia dalam kesetaraan gender.
Meskipun dikecualikan dari organisasi internasional, Taiwan tetap berkomitmen untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) PBB. Tsai Ing-wen menegaskan bahwa Taiwan berkomitmen penuh untuk membangun masyarakat yang lebih setara, karena ketika individu tidak diperlakukan berbeda berdasarkan gender, seluruh negara dan pemerintah akan mendapat manfaat.
Wakil Perdana Menteri Kerajaan Eswatini Thulisile, menyatakan bahwa dengan bantuan Taiwan, negara Afrika tersebut telah mencapai berbagai pencapaian penting dalam pengembangan hak-hak perempuan. Di antaranya pencapaian itu adalah pendanaan untuk 450 perempuan melalui dana kredit mikro bergulir, membantu lebih dari 6.000 perempuan dalam membangun keterampilan kewirausahaan, serta menyediakan beasiswa pendidikan tinggi untuk memberdayakan perempuan.
Thulisile menekankan bahwa kesetaraan gender bukan hanya isu perempuan, tetapi merupakan isu hak asasi manusia yang sangat penting bagi perdamaian, kemakmuran, dan pembangunan berkelanjutan.
Mantan Duta Besar Departemen Luar Negeri AS untuk masalah perempuan global, Kelley Currie, berharap agar Taiwan dan AS terus bekerja sama dalam mempromosikan program pemberdayaan perempuan. Ia juga berpendapat bahwa PBB seharusnya memperhatikan peran kepemimpinan Taiwan dalam memberdayakan perempuan dan meningkatkan peran Taiwan dalam organisasi internasional.
Duta Besar keliling Taiwan Liu Po-chun menyatakan bahwa Amerika Serikat dan Taiwan memiliki nilai-nilai universal yang sama, dan merupakan mitra terbaik dalam mendorong pemberdayaan perempuan. Kerja sama ini bukan hanya dalam situasi saling menguntungkan (win-win), tetapi juga memberikan manfaat bagi kawasan Asia-Pasifik dan dunia secara luas.
Meskipun Taiwan tidak termasuk dalam sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan bahkan tidak dapat memasuki gedung PBB, Taiwan tidak pernah berhenti melangkah maju atau membantu negara lain. Tindakan nyata adalah bentuk komitmen terbaik.
Dalam acara tahun ini, Ketua Egret Cultural and Educational Foundation, Lu Chia-hui, diundang secara khusus untuk mengadakan konser piano multimedia. Dengan tema "Harapan," pertunjukan imersif ini menggabungkan musik, gambar, dan teknologi untuk menunjukkan nilai-nilai perdamaian, cinta, dan harapan yang dijunjung tinggi oleh perempuan Taiwan di tengah ketidakstabilan global.
Acara "Taiwan Women's Power Cultural Night" menampilkan berbagai pencapaian Taiwan dalam kesetaraan gender, partisipasi perempuan dalam politik dan ekonomi, perkembangan perempuan di bidang pendidikan serta STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics), serta legislasi untuk melawan kekerasan berbasis gender.
Selain itu, para tamu undangan diajak untuk berpartisipasi dalam karya seni kolaboratif, di mana mereka menyusun mozaik kupu-kupu berwarna-warni hingga membentuk pulau Taiwan. Karya ini melambangkan transformasi perempuan yang berhasil melewati berbagai tantangan, menunjukkan ketangguhan dan kemandirian mereka.
Acara ini diselenggarakan bersama oleh Kementerian Luar Negeri dan Yayasan Pengembangan serta Promosi Hak Perempuan. Lebih dari 200 pejabat dari negara sahabat serta perwakilan NGO hadir di lokasi. Acara ini juga disiarkan langsung melalui media sosial dan YouTube Kementerian Luar Negeri Taiwan.
Selain acara "Taiwan Women's Power Cultural Night" yang diadakan pada 12 Maret, rangkaian kegiatan "Pekan Kesetaraan Gender Taiwan" yang diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri Taiwan juga mencakup pertemuan paralel NGO CSW69 pada 11 Maret.
Pertemuan tersebut diadakan bersama oleh empat International Non-Governmental Organization (INGO) yang memiliki status konsultatif Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa (ECOSOC) PBB dan berfokus pada pembahasan kepemimpinan global perempuan muda di bidang kesetaraan gender. Kegiatan ini sejalan dengan tren internasional dalam mendorong partisipasi pemuda.
Selain itu, lebih dari 40 NGO Taiwan dan pemerintah daerah mengadakan 32 pertemuan paralel NGO CSW selama konferensi CSW. Acara ini secara aktif menunjukkan upaya dan pencapaian Taiwan dalam mempromosikan kesetaraan gender kepada komunitas internasional.
KOMENTAR ANDA