DI tengah geliat ekonomi Bali, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali bersama dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dan Bank Syariah Indonesia melaksanakan sebuah program edukasi keuangan yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang tata kelola keuangan syariah.
Program ini fokus pada ibu rumah tangga (RT) dan pengusaha mikro kecil menengah (UMKM), dengan tujuan agar mereka lebih cerdas dalam mengelola keuangan dan memilih produk investasi yang tepat.
Kepala OJK Bali Kristrianti Puji Rahayu menekankan bahwa literasi keuangan merupakan langkah pertama untuk menciptakan masyarakat yang lebih cerdas dan mandiri dalam hal keuangan.
"Edukasi ini penting, terutama untuk ibu rumah tangga dan pelaku UMKM. Mereka harus tahu bagaimana mengelola keuangan dengan baik, baik untuk investasi maupun usaha mereka," ujar Kristrianti saat acara Gerak Syariah di Denpasar, Bali (20/3) seperti dilaporkan ANTARA.
Edukasi keuangan syariah dianggap sangat relevan, mengingat prinsip-prinsip syariah yang menekankan pada keberlanjutan dan keadilan, serta memberikan solusi bagi mereka yang ingin berinvestasi atau mengelola usaha tanpa melanggar ketentuan agama.
Salah satu konsep yang diperkenalkan adalah fathonah, yang berarti cerdas dan bijaksana, agar setiap peserta dapat lebih memahami cara memilih instrumen keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah.
Ketua Baznas Bali Yunus Naim memberikan apresiasi atas inisiatif ini, yang menurutnya sangat penting untuk membekali masyarakat Bali, khususnya pelaku UMKM, agar dapat mengelola keuangan dengan lebih efektif dan efisien.
"Dengan pengetahuan yang tepat, mereka akan lebih mampu mengembangkan usaha dan berinvestasi secara bijak," ujar Yunus.
Data menunjukkan bahwa mayoritas UMKM di Bali masih beroperasi dalam skala mikro. Dengan total 442.848 pelaku usaha pada 2023, sebagian besar berada dalam kategori mikro. Ini menunjukkan betapa pentingnya akses edukasi keuangan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan usaha mereka.
Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2024, literasi keuangan syariah masih jauh tertinggal dibandingkan dengan literasi keuangan konvensional. Oleh karena itu, OJK berharap program ini dapat mempercepat pemahaman masyarakat Bali tentang pentingnya literasi keuangan syariah dalam membangun ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
KOMENTAR ANDA