PT Selatox Bio Pharma (Selatox) telah berhasil menyelesaikan pembangunan fasilitas manufaktur toksin pertama dan tercanggih di Indonesia. Fasilitas ini juga telah memperoleh Sertifikat Laik Fungsi (SLF), yang menegaskan bahwa pabrik tersebut memenuhi semua persyaratan regulasi terkait bangunan dan operasional di Indonesia.
Pencapaian ini semakin mengukuhkan komitmen jangka panjang Selatox dalam menjadikan Indonesia sebagai pusat global dalam industri biofarmasi toksin, serta menetapkan standar baru dalam pengembangan toksin halal di dunia.
Selatox memanfaatkan lokasi geografis Indonesia yang strategis di Asia Tenggara, didukung oleh berbagai insentif dari pemerintah dan ekosistem talenta yang berkembang pesat. Sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia merupakan tempat yang ideal untuk mengembangkan toksin botulinum bersertifikat halal, sehingga menempatkan Selatox sebagai pelopor dalam produksi toksin yang etis dan berskala internasional.
Fasilitas manufaktur Selatox yang berlokasi di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, memiliki luas total 18.469,36 m² dan dirancang dengan kemampuan untuk mendukung produksi toksin dalam skala besar. Fasilitas ini menggunakan teknologi mutakhir dan sistem otomasi berteknologi tinggi untuk memastikan alur produksi yang efisien dan pengolahan yang presisi.
Pabrik ini memiliki kapasitas produksi tahunan hingga 6,5 juta vial dan dirancang untuk menampung 120 pekerja dengan sistem dua shift untuk menjaga kelancaran dan keberlanjutan proses produksi.
Pada tahun 2028, Selatox berencana memulai produksi komersial skala besar dan memasuki lebih dari 40 pasar internasional. Target pendapatan tahunan perusahaan pada tahun 2032 diperkirakan mencapai sekitar USD 100 juta, dengan total penjualan kumulatif yang diperkirakan melampaui USD 1 miliar pada tahun 2040.
Selatox juga berkomitmen untuk memperkuat kapasitas operasionalnya dengan meningkatkan jumlah tenaga kerja. Pada 2025, perusahaan menargetkan untuk merekrut 50 profesional ahli, dan pada 2026, total tenaga kerja akan meningkat menjadi lebih dari 150 orang.
Fasilitas ini juga didesain dengan struktur bertingkat yang terdiri dari area manufaktur setinggi 22 meter, yang dibagi menjadi tiga lantai untuk mendukung alur produksi yang efisien dan lingkungan yang steril. Divisi teknik juga ditempatkan dalam bangunan terpisah setinggi 15 meter dengan dua lantai, memastikan bahwa proses manufaktur berjalan dengan lancar.
Dengan komitmen tinggi terhadap standar kualitas dan keselamatan, Selatox siap untuk mengintegrasikan peralatan berpresisi tinggi dan menerapkan protokol CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) berstandar dunia pada 2026.
Selatox berharap dengan pencapaian ini, mereka dapat semakin memperkokoh posisi Indonesia sebagai pusat inovasi global dalam industri toksin biofarmasi yang etis, aman, dan halal.
KOMENTAR ANDA