Warga Gaza kembali hadapi serangan Israel. (BBC)
Warga Gaza kembali hadapi serangan Israel. (BBC)
KOMENTAR

SEKRETARIS Jenderal PBB António Guterres pada Senin (24/3) mengumumkan pengurangan signifikan dalam kehadiran PBB di Gaza akibat eskalasi kekerasan yang dilakukan oleh Israel dan ancaman terhadap keselamatan personel kemanusiaan organisasi internasional ini.

Guterres menyatakan, serangan militer Israel yang berulang dalam seminggu terakhir telah menewaskan ratusan warga sipil, termasuk personel PBB, tanpa ada bantuan kemanusiaan yang dapat memasuki Gaza sejak awal Maret.

"Keputusan ini sangat sulit bagi kami, mengingat lonjakan besar dalam kebutuhan kemanusiaan di Gaza dan kekhawatiran kami terhadap perlindungan warga sipil," demikian pernyataan dari kantor juru bicara PBB seperti dilaporkan Anadolu.

Meskipun demikian, Guterres menegaskan bahwa PBB tidak akan meninggalkan Gaza dan tetap berkomitmen untuk memberikan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan bagi kelangsungan hidup dan perlindungan warga sipil.

Namun, krisis kemanusiaan semakin memburuk dengan pemblokiran bantuan ke Gaza oleh Israel, yang telah berlangsung lebih dari tiga minggu, menjadi penangguhan terlama sejak serangan dimulai pada 7 Oktober 2023.

Salah satu serangan terbaru, yang menghantam kompleks PBB di Deir Al Balah pada 19 Maret, diklaim disebabkan oleh tembakan tank Israel, yang menewaskan seorang staf PBB dan melukai enam lainnya.

Guterres mengutuk serangan tersebut dan menyerukan investigasi penuh, menyeluruh, dan independen atas insiden itu. PBB menekankan bahwa seluruh pihak yang terlibat dalam konflik ini wajib mematuhi hukum internasional yang melindungi integritas PBB.

Sebagai tanggapan terhadap eskalasi ini, PBB mengurangi jumlah staf internasional yang bekerja di Gaza sekitar sepertiga pada minggu ini, dengan kemungkinan pengurangan lebih lanjut dalam beberapa hari mendatang. Meskipun demikian, distribusi bantuan kemanusiaan masih dilanjutkan oleh staf lokal, meskipun banyak lembaga internasional, termasuk WHO dan UNICEF, mengalami pemotongan staf.

PBB terus mendesak semua negara untuk mengerahkan pengaruh diplomatik dan ekonomi guna menghentikan konflik dan memastikan penghormatan terhadap hukum internasional, seraya menuntut gencatan senjata segera untuk mengakhiri penderitaan yang berkepanjangan di Gaza.




Hari Indonesia-Mesir 2025: Ajang Promosi Produk Unggulan Indonesia di Pasar Mesir

Sebelumnya

Antisipasi Banjir Rob Jakarta Jelang Lebaran, Pemprov Siapkan Langkah Tegas

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News