Empat jenazah petugas medis yang siap dimakamkan pada 31 Maret lalu di Khan Younis. (Reuters)
Empat jenazah petugas medis yang siap dimakamkan pada 31 Maret lalu di Khan Younis. (Reuters)
KOMENTAR

MILITER Israel telah menarik kembali pernyataannya mengenai pembunuhan 15 paramedis dan pekerja darurat di Gaza selatan pada 23 Maret 2025 setelah munculnya bukti baru berupa video yang mempertanyakan kebenaran versi resmi mereka.

Insiden tersebut, yang terjadi saat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tiba di Washington atas undangan Presiden Donald Trump, mengundang perhatian dunia internasional.

Awalnya, pasukan pertahanan Israel mengklaim bahwa mereka menembaki kendaraan yang mendekati posisinya dengan "mencurigakan" tanpa lampu depan atau sinyal darurat. Mereka juga menyebutkan bahwa sembilan militan Hamas dan Jihad Islam telah tewas.

Namun, video yang ditemukan oleh NBC News, yang diambil dari ponsel salah satu paramedis yang meninggal dunia, menunjukkan ambulans dengan lampu darurat menyala saat penembakan terjadi. Kendaraan tersebut juga terlihat memiliki lambang Bulan Sabit Merah Palestina, memperkuat dugaan bahwa ini adalah kesalahan brutal yang melibatkan pekerja kemanusiaan.

Setelah video itu tersebar, militer Israel mengubah pernyataannya, mengakui bahwa informasi awal yang diberikan keliru dan tidak menunjukkan adanya lampu darurat. Juru bicara militer Israel menyatakan bahwa penyelidikan masih berlangsung untuk menentukan apa yang sebenarnya terjadi.

Hingga Senin (7/4) pagi, Gedung Putih belum mengomentari apa pun terkait tragedi tersebut.

Lebih lanjut, video yang dibagikan oleh pekerja pertahanan sipil Palestina memperlihatkan jenazah para pekerja darurat yang dimakamkan. Kematian mereka menambah daftar panjang korban di Gaza, yang menurut PBB telah mencapai 408 orang. Di sisi lain, Israel membela tindakannya dengan menyatakan bahwa mereka tidak berusaha menyembunyikan apa pun, tetapi hanya ingin melindungi jenazah dari binatang buas.

Insiden ini terjadi di tengah ketegangan yang semakin meningkat, dengan Netanyahu yang sedang berada di Washington untuk bertemu Trump. Kunjungan ini juga dilakukan pada saat yang sulit, setelah seorang remaja Palestina-Amerika dibunuh oleh pasukan Israel di Tepi Barat, yang semakin memperburuk citra Israel di mata dunia internasional.




Presiden Prabowo Bertemu Presiden Erdogan: Siap Meningkatkan Kerja Sama dan Peran Indonesia dalam Perdamaian Dunia

Sebelumnya

Kunjungi 5 Negara Timur Tengah, Presiden Prabowo Minta Dukungan untuk Evakuasi Warga Palestina ke Indonesia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News