KUNJUNGAN Presiden Prabowo Subianto ke Turki membuka babak baru dalam hubungan bilateral antara kedua negara. Bertemu Presiden Recep Tayyip Erdogan di Ankara, Rabu (9/4) malam waktu setempat, Presiden Prabowo membahas berbagai isu strategis, termasuk peningkatan kerja sama ekonomi, diplomasi, dan keamanan. Namun, yang tak kalah penting adalah pembahasan mengenai upaya bersama dalam mendorong perdamaian dunia, terutama terkait konflik yang sedang berlangsung di Palestina.
Indonesia dan Turki, sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim, memiliki peran kunci dalam memperjuangkan perdamaian global. Kedua negara ini bukan hanya saling mendukung dalam berbagai bidang, tetapi juga sepakat untuk memperkuat kerjasama dalam menghadapi tantangan internasional. Presiden Prabowo, dalam pertemuannya dengan Erdogan, menekankan pentingnya solidaritas internasional dalam memecahkan berbagai persoalan global, salah satunya adalah krisis kemanusiaan yang terjadi di Palestina.
Turki, sebagai negara yang juga aktif dalam isu-isu Palestina, menyambut baik rencana Indonesia untuk melakukan evakuasi terhadap warga Gaza yang terdampak konflik. Sebagai negara non-blok yang berpenduduk mayoritas Muslim, Indonesia memiliki peran penting dalam memperjuangkan hak-hak kemanusiaan, dan kunjungan Presiden Prabowo ke Turki memperkuat komitmen ini.
Di sisi lain, Indonesia juga menunjukkan kepedulian yang mendalam terhadap Palestina. Selain menggalang dana sebesar 200 juta dolar AS melalui kerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Indonesia telah mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza, termasuk obat-obatan, makanan, dan tenaga medis untuk membantu mereka yang membutuhkan.
Rencana evakuasi 1.000 warga Palestina ke Indonesia juga semakin mendekati realisasi, sebagai bagian dari komitmen untuk memberikan perlindungan sementara bagi mereka yang terdampak.
Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan RI Philips Vermonte pada Kamis (10/4) menyatakan bahwa kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Turki bertujuan mempererat hubungan bilateral kedua negara melalui kerja sama strategis yang mendukung prinsip multilateralisme. Meskipun dunia kini condong ke bilateralisme karena rivalitas geopolitik antara AS dan China, Philips menegaskan bahwa masalah global yang kompleks memerlukan pendekatan multilateral.
Indonesia dan Turki, dengan komitmen pada penyelesaian damai dan dialog, memiliki potensi besar untuk memperkuat kerja sama internasional dalam menghadapi dinamika global yang semakin rumit.
Kunjungan Presiden Prabowo ke Turki menjadi bukti bahwa Indonesia terus berperan aktif dalam menciptakan perdamaian dunia dan membantu rakyat Palestina. Melalui langkah-langkah konkret ini, Indonesia menegaskan posisinya sebagai negara yang selalu siap memberikan dukungan bagi perdamaian dan kemanusiaan di dunia.
KOMENTAR ANDA