Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana memberi sambutan dalam pembukaan UN Tourism Regional Conference on Tourism Policy in Circular Economy, Jakarta (16/4). (Kemenpar)
Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana memberi sambutan dalam pembukaan UN Tourism Regional Conference on Tourism Policy in Circular Economy, Jakarta (16/4). (Kemenpar)
KOMENTAR

PARIWISATA Indonesia telah menunjukkan ketangguhannya di tengah ketidakpastian ekonomi global pada tahun 2024.

Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana mengungkapkan, pariwisata telah membuktikan diri sebagai salah satu sektor yang paling tangguh dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global sepanjang 2024. 

“Tahun 2024, Indonesia mencatatkan 13,9 juta kunjungan wisatawan mancanegara, lebih dari 1 miliar perjalanan wisatawan nusantara, dan menciptakan lebih dari 25 juta lapangan kerja. Hal ini mencerminkan kontribusi nyata sektor pariwisata terhadap perekonomian dan kesejahteraan bangsa,” kata Menpar Widiyanti, dikutip dari laman resmi Kementerian Pariwisata.

Dengan mencatatkan 13,9 juta kunjungan wisatawan mancanegara, lebih dari 1 miliar perjalanan wisatawan nusantara, dan 25 juta lapangan kerja, sektor ini memberi kontribusi besar pada perekonomian Indonesia.

Melalui program Indonesia Tourism 5.0, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bertujuan mengembangkan industri pariwisata yang lebih ramah lingkungan dan berbasis masyarakat.

Program unggulan Tourism 5.0 ini mencakup lima pilar utama yang mendukung pertumbuhan pariwisata yang berkelanjutan dan berkualitas. Pertama, ada Gerakan Wisata Bersih yang berfokus pada pengelolaan sampah dan keberlanjutan lingkungan. Dalam program ini, Kementerian Pariwisata mengajak semua pihak untuk bertanggung jawab, termasuk pembentukan satuan tugas dan penanganan sampah langsung di destinasi wisata.

Kedua, digitalisasi menjadi kunci dalam pemasaran destinasi wisata melalui pemanfaatan kecerdasan buatan. Hal ini bertujuan untuk mencapai pasar yang lebih luas dan terarah, sekaligus meningkatkan kualitas pengalaman wisatawan.

Selanjutnya, ada Pariwisata Naik Kelas, yang bertujuan untuk mengembangkan wisata bahari, gastronomi, dan wellness. Program ini berfokus pada transformasi kualitas destinasi dan produk wisata yang mendalam, memastikan bahwa pariwisata Indonesia tidak hanya mengutamakan jumlah kunjungan, tetapi juga pengalaman yang bermakna dan mendatangkan kemakmuran bagi masyarakat.

Event dengan Intellectual Property Indonesia adalah langkah berikutnya untuk meningkatkan dampak ekonomi dari penyelenggaraan acara-acara besar. Program ini bertujuan untuk memperkenalkan Indonesia ke dunia secara lebih strategis melalui event yang memiliki efek ekonomi yang tinggi.

Terakhir, pengembangan lebih dari 6.000 desa wisata di seluruh Indonesia menjadi perhatian besar. Desa wisata memiliki peran penting dalam menerapkan prinsip ekonomi sirkular dan berkelanjutan, yang juga menjadi topik utama dalam The 37th CAP-CSA Joint Commission Meeting yang dibuka pada 16 April.

Dengan langkah-langkah tersebut, Indonesia Tourism 5.0 diharapkan dapat menjadi pilar utama pertumbuhan ekonomi inklusif yang melibatkan masyarakat lokal dalam setiap proses pengembangannya.




Hati-Hati Penipuan Berkedok Tawaran Haji Tanpa Antre

Sebelumnya

Menuju Nol Persen: Langkah Serius Pemerintah Menghapus Kemiskinan Ekstrem

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News