PERNAH dengar istilah makanan ultra proses atau ultra-processed food (UPF)? Ini adalah jenis makanan yang sudah melewati banyak tahap pengolahan dan biasanya mengandung zat tambahan seperti pewarna, pengawet, pemanis buatan, hingga perasa buatan. Contohnya? Snack kemasan, sosis, nugget, mie instan, hingga minuman bersoda.
Sekilas memang praktis dan disukai anak-anak, ya. Tapi tahukah ayah bunda, menurut berbagai penelitian, terlalu sering mengonsumsi makanan jenis ini bisa berdampak buruk bagi kesehatan?
Bagi anak-anak, konsumsi UPF dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kognitif mereka. Nutrisi yang buruk dari makanan ini dapat memengaruhi kualitas diet anak-anak, yang dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kognitif mereka.
Makanan ultra proses cenderung tinggi kalori, gula, dan garam, tapi rendah nutrisi penting seperti serat, vitamin, dan mineral. Dalam jangka panjang, ini bisa meningkatkan risiko obesitas, diabetes, penyakit jantung, bahkan gangguan pencernaan.
Yang paling mengkhawatirkan, efeknya juga bisa dirasakan oleh anak-anak. Jika sejak dini mereka terbiasa makan makanan seperti ini, bisa mengganggu tumbuh kembang serta fungsi otaknya. Belum lagi risiko kecanduan rasa akibat bahan tambahan yang membuat makanan jadi terasa “nagih”.
Tenang, tak perlu panik. Solusinya sederhana kok: mulai alihkan ke real food, yaitu makanan yang alami dan minim proses. Misalnya sayur, buah, telur, nasi, ikan, atau camilan rumahan buatan sendiri. Selain lebih sehat, anak juga bisa belajar mengenal rasa asli dari bahan makanan.
Untuk menjaga kesehatan, penting untuk membatasi konsumsi UPF dan lebih memilih makanan segar dan alami. Memperhatikan asupan gizi dan mengutamakan pola makan seimbang adalah langkah terbaik untuk melindungi kesehatan anak dari bahaya UPF.
KOMENTAR ANDA