RENCANA Apple, raksasa teknologi asal Amerika Serikat, untuk membangun pabrik AirTag di Batam masih berjalan sesuai rencana. Hal ini ditegaskan oleh Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, meskipun saat ini tengah dibahas kebijakan tarif resiprokal antara Indonesia dan AS.
"Insya Allah tetap berlanjut," kata Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal BKPM, Nurul Ichwan, di Jakarta, Rabu (23/4) dikutip dari ANTARA.
Nurul menyampaikan bahwa Apple sudah membeli lahan di Batam untuk lokasi pembangunan pabrik. Ia menambahkan, langkah tersebut menunjukkan komitmen serius perusahaan untuk berinvestasi di Indonesia.
"Kalau mereka sudah beli lahan, ya logikanya pasti serius dong. Masa beli tanah terus batal?" ujarnya.
Meski begitu, ia juga mengakui bahwa kebijakan tarif resiprokal secara global mungkin saja berdampak terhadap strategi bisnis Apple. Untuk tetap kompetitif secara global, perusahaan-perusahaan AS dinilai perlu memperkuat produksi di luar negeri, termasuk di Indonesia.
"Kalau mereka hanya produksi di AS, bisa-bisa harga jadi nggak bersaing di pasar global. Nah, itulah kenapa mereka perlu membangun pabrik di negara lain," jelasnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa pemerintah Indonesia dan AS telah sepakat untuk menuntaskan negosiasi soal tarif impor resiprokal dalam waktu 60 hari.
"Negosiasinya ditargetkan selesai dalam dua bulan," ujar Airlangga dalam konferensi pers di Washington DC, yang dipantau secara daring dari Jakarta,Jumat (18/4).
Ia menjelaskan, ruang lingkup pembahasan meliputi kerja sama perdagangan dan investasi, kemitraan dalam pengelolaan mineral kritis, hingga ketahanan rantai pasok.
“Harapannya, dalam waktu 60 hari, semua itu bisa dirumuskan dalam bentuk perjanjian konkret yang disepakati kedua negara,” pungkas Airlangga.
KOMENTAR ANDA