NA: Dari dulu saya sudah hobi olahraga. Setelah berolah raga dan mengeluarkan keringat, saya jadi fresh dan plong. Saya tidak pantang makan, tetapi saya punya dokter gizi yang mengarahkan asupan gizi saya. dr. Cissie Nugraha mengajarkan saya cara makan yang baik dan benar di usia yang tidak muda lagi. Memperbanyak minum air putih, sayur, dan buah. Makan daging dan fast food sesekali. Pokoknya tidak menyiksa diri.
F: Bagaimana awalnya kisah pertemuan Teteh dengan suami?
NA: Saya bertemu dengan Uda Gunanta saat kami mengikuti pesantren kilat. Kami aktif di pengajian yang sama. Dia senior saya. Kemudian kami diperkenalkan oleh teman. Namanya jodoh, kita tidak bisa menghindar. Guru-guru saya memberi penilaian positif tentang kepribadian Uda. Mamah juga suka dengan dia. Karena kami sudah sama-sama berumur, tidak ada istilah pacaran karena takut terjadi fitnah. Setelah menikah, saya diboyong suami menunaikan ibadah haji. Meskipun usianya lebih muda lima tahun, suami saya lebih mengayomi, membimbing dan mengarahkan saya. Dia melarang dengan cara yang menurut saya masuk akal dan sesuai dengan dalil-dalil agama hingga saya dapat menerimanya.
Selengkapnya baca di majalah Farah edisi 5 / Terbit Oktober 2018
KOMENTAR ANDA