F: Bicara tentang rumah tangga, apa harapan ke depan?
S: Ingin mewujudkan pernikahan yang sakinah mawaddah wa rahmah, itu saja.
F: Apakah anak kalian nanti akan diarahkan menjadi atlet?
I: Kalau melihat ayah ibunya silat, anak biasanya akan tertarik dengan silat. Tapi kami tidak memaksa. Yang terpenting, saya akan mengenalkan anak kami dengan olahraga.
Dengan menjadi atlet, Iqbal dan Sarah mengaku kehidupan mereka lebih tertata rapi. Kapan waktu latihan, istirahat, atau berkumpul bersama keluarga dan sahabat, merupakan momen yang berkualitas karena dijalani dengan penuh semangat dan sukacita. Saat ditanya apakah tidak pernah merasa iri melihat remaja seusia mereka dapat menghabiskan waktu bersantai sepuasnya, keduanya menjawab “Ini jalan yang kami tempuh, sebuah konsekuensi untuk bisa menjadi atlet yang baik. Kami tidak pernah menyesali jalan yang kami pilih.”
“Kami tampil tanpa celah.” Mengenang kegemilangan cabang Pencak Silat meraih 14 medali Emas di Asian Games 2018, Iqbal dan Sarah melihat bahwa kekuatan silat terutama di negara-negara Asia Tenggara sudah merata. Iqbal mengaku, atlet Indonesia lebih siap. Terlebih karena berjuang di “rumah” sendiri, didukung seluruh elemen bangsa, dan dijanjikan bonus luar biasa dari Pemerintah. Semua itu menjelma menjadi kekuatan tersendiri bagi para atlet. Bahkan pelatih pun kaget dengan pencapaian yang di luar ekspektasi.
Melihat kiprah Iqbal dan Sarah, kita melihat masa depan cerah Pencak Silat Indonesia. Iqbal, Sarah, dan para atlet silat lain membuktikan bahwa kerja keras, kesungguhan, dan kedisiplinan akan menghasilkan hasil gemilang. Dan janji suci yang telah terucap, semoga menjadi tambahan kekuatan untuk menorehkan lebih banyak prestasi.
Selengkapnya baca di majalah Farah edisi 5 / Terbit Oktober 2018.
KOMENTAR ANDA