KOMENTAR

Menjadi ibu adalah proses belajar tanpa henti untuk menjadi individu yang lebih dan lebih baik lagi. Agar hidup menjadi sebuah perjalanan kaya hikmah dan tidak pernah hampa arti. Agar hidup senantiasa menjadi sebuah perjuangan yang indah dan tidak melenakan. Agar hidup menjadi bukti nyata kasih sayang tanpa batas yang tidak akan melahirkan penyesalan. Jangan sampai hari-hari ibu selalu diwarnai kalimat penyesalan “seharusnya saya melakukan itu”.

Ibu Spesial Bagi Anak Spesial

Tengoklah ke kanan dan kiri Ibu, adanya anak-anak yang berkebutuhan khusus, anak-anak difabel, juga anak-anak dengan penyakit berat. Ibu tentu akan berurai airmata membayangkan ibu berada di posisi ibu anak-anak tersebut. Kuatkah ibu menerima kondisi anak dan konsisten seumur hidup untuk membantu anak untuk kuat menjalani kehidupannya? Tiket ke surga itu sudah ada di genggaman; sebuah golden ticket. Tinggal bagaimana ibu dapat mengurus amanah yang khusus itu tanpa keluar dari jalan Allah dan ikhlas menjalankannya. Maka kembali lagi, kuncinya adalah bersyukur.

Sejatinya, setiap anak lahir dalam keadaan fitrah dan unggul. Tidak ada makhluk Allah yang gagal. Karena itulah, ibu harus mampu menggali potensi anak dengan cerdas. Jangan lantas anak dianggap tidak berprestasi hanya karena dia tidak mampu meraih nilai tinggi di sekolah. Jangan buru-buru minder bahwa anak tidak dapat aktif dalam berbagai kegiatan dan memberi sumbangsih bagi sekitarnya karena kebutuhan khusus atau ketidaksempurnaan fisik yang dimiliki anak. Ibu harus sekuat tenaga menepis keraguan dan suudzan terhadap kondisi anak.

Ibu harus mampu berdamai dengan dirinya sendiri. Harus mampu menyadari bahwa Allah menitipkan amanah terbesar baginya meski di mata manusia amanah (anak) itu berbeda dengan kebanyakan anak lain. Dengan demikian, ibu tidak akan menyalahkan siapa-siapa atas segala kemungkinan dalam hidupnya. Ibu pun akan lebih berenergi dalam mengasuh anak dan siap bersinergi dengan pihak manapun selama berada di jalur positif.

Ibu, apapun pilihanmu, menjadi menteri, manajer, atau penjual nasi uduk, selama sejuta kasihmu selalu memancar kepada anak-anakmu, maka ibu akan selalu ada di hati anak. Tidak peduli statusmu sebagai wanita karir ataupun ibu rumah tangga, fulltime mommy atau halftime mommy, selama ibu mengandalkan nurani dalam mengasuh si buah hati, ibu adalah kebanggaan anak. Dan ibu harus mampu menghargai diri ibu sendiri karena telah mengusahakan yang terbaik bagi anak.

Wahai ibu, anak-anakmu adalah harta berharga. Apakah dia yang disebut normal maupun yang dikatakan berkebutuhan khusus alias spesial. Kasih sayang ibu tidak akan ada batasnya meski harus melalui berbagai ujian dalam pengasuhan anak. Cinta ibu tidak aka memudar meski bayi kecil itu telah beranjak dewasa.

Maka ibu jangan ragu untuk meminta maaf. Jika ibu berteriak atau membelalakkan mata penuh amarah, segeralah ganti ketidaknyamanan itu dengan pelukan hangat, tatapan mesra, dan canda yang menenangkan anak. Ibu hendaklah bertambah bijak dari waktu ke waktu. Ibu hendaklah tidak enggan beradaptasi dengan zaman anaknya agar tidak terus-menerus memusuhi lingkungan anak. Menjadi ibu itu memang mudah… maka jangan mudah menyerah.




Stella Christie, Ilmuwan Kognitif dan Guru Besar Tsinghua University yang Terpilih Jadi Wakil Menteri Dikti Saintek RI

Sebelumnya

Nicke Widyawati Masuk Fortune Most Powerful Women 2024

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Women