Pintu masuk utama ke patio bergaya Maroko berhiaskan batu berukiran kaligrafi yang banyak digunakan sebagai tulisan pada abad ke-13. Bagian atap pintu terbuat dari kayu pohon cedar yang diukir oleh seniman Maroko. Daun pintunya terbuat dari kayu pohon walnut yang sama persis seperti bangunan-bangunan pertama berarsitektur Islam abad ke-14.
Selasar Megah dan Mewah
Di bagian dalam patio ini, terdapat sebuah selasar yang mengelilingi sebuah taman yang kerindangan pepohonannya mampu mendamaikan hati pengunjung. Sebuah air mancur dan vas marmer raksasa dengan keran untuk berwudhu terdapat di bagian dalam ini. Pengunjung juga akan melewati beberapa tangga marmer, dekorasi tembok, dan lukisan sederhana yang terlihat kontras dengan arsitektur Arab klasik.
Pintu yang menghubungkan bagian dalam dengan bagian luar patio ini terbuat dari kayu pohon ek yang dipahat dengan pola mozaik terukir di atasnya. Potongan-potongan mozaik ini disesuaikan dengan sempurna sehingga menghasilkan perpaduan warna yang memikat (merah marun dan hijau giok), bintang-bintang merah, serta dua dekorasi melintang paralel.
Dekorasi pertama menunjukkan karakter potongan Arab di atas plakat bernansa senja yang didatangkan khusus dari Cina. Plakat tersebut berbentuk lingkaran penuh dan tampak bersinar. Dekorasi ini dipadukan dengan puisi karya seniman Tunisia, Jalaleddine En-Nakache.
Pahatan yang ada memperlihatkan bagaimana kepiawaian dari seniman-seniman tersebut. Pilihan bahan-bahan dan warna yang dihasilkan mampu menciptakan suatu harmonisasi yang indah untuk dilihat. Pengunjung juga bisa menilai ketelitian mereka dari 7 ribu potongan tegel yang terbuat dari batu kapur dan disusun meter per meter membentuk pola mozaik.
Ruang Sholat Masjid Agung Paris
Bagian lain dari kompleks Masjid Raya Paris yang tidak boleh dilewatkan adalah ruangan shalat. Untuk menuju ruang shalat, harus melalui sebuah pintu yang terbuat dari puluhan potongan kayu yang sudah dipahat. Ruangan shalat ini dihiasi jendela-jendela berteralis. Pada bagian depan, tampak sebuah dekorasi rapi bertuliskan mihrab yang menjadi arah kiblat. Di bagian tengah ruangan yang luas itu, tampak beberapa tiang yang menopang kubah dari kayu cedar yang merupakan hasil pahatan tangan. Tiang-tiang tersebut membentuk formasi segi delapan.
Di dalam ruang shalat ini, terdapat dua buah mimbar untuk tempat imam berkhotbah di hari Jumat atau hari raya Islam. Mimbar pertama yang terbuat dari kayu berkualitas bagus merupakan pemberian Raja Fuad I dari Mesir. Mimbar yang lain adalah hasil pemberian Raja Son Altesse Lamine Bey dari Tunisia. Ini merupakan mimbar terbaik dari masjid di kerajaannya.
Ketika memasuki ruangan shalat, para pengunjung akan melihat hamparan karpet yang indah berukuran 7,64x4,37 meter. Karpet tersebut merupakan pemberian Raja Iran, Shah Reza Pahlevi. Dibuat di Djanchaghan, karpet ini merupakan karya seni Persia. Sungguh sebuah maha karya yang indah.
KOMENTAR ANDA