Foto-foto : Reza Syathir/Dok.pribadi
Foto-foto : Reza Syathir/Dok.pribadi
KOMENTAR

NAMA aslinya sungguh indah, Nina Septiana Ratnawulan.Ddalam industri fesyen tanah air, ia lebih dikenal sebagai Nina Nugroho, disainer sekaligus pemilik fashion brand Nina Nugroho. Perempuan bersuara lembut dan low profile ini menciptakan karya yang diperuntukkan bagi perempuan muslimah aktif. Bak oasis di tengah gurun pasir, Nina mampu memberikan produk berkualitas, dengan disain yang simpel dan material yang nyaman, namun dengan harga yang terbilang sangat terjangkau untuk kelas busana rancangan disainer.

Hebatnya, Nina tak hanya peduli dengan kebutuhan fesyen para muslimah. Ibu dari Rafa Izzadin Nugroho (15), Arsya Dhiyyaddin Nugroho (12), Aqiilla Aurennisa Nugroho (9), dan Fawza Karima Nugroho (4,5) ini juga sangat concern terhadap pemberdayaan muslimah melalui komunitas Active Muslima. Nina juga mencoba memberi solusi terkait pelestarian lingkungan hidup melalui pengurangan limbah fesyen.

Seperti apa perjuangan perempuan kelahiran Cirebon, 21 September 1983 ini mewujudkan filosofi hidup yang “sukses mulia”? Simak perbincangan istri Indrawan Nugroho yang gemar traveling dan nonton film ini bersama Farah.

F: Bicara tentang Active Muslima Community, apa sesungguhnya yang menjadi concern komunitas ini?

NN: Active Muslima Community berdiri hampir bersamaan dengan brand Nina Nugroho, yaitu pertengahan tahun 2016. Tujuannya untuk memberikan solusi kepada perempuan aktif muslimah terhadap tantangan multiperan yang dihadapi. Melalui sharing session, saling berbagi cerita dan pengalaman, mereka akan merasa tidak sendirian menjalankan beragam peran tersebut.

Komunitas ini memang tidak mengikat, jadi bukan komunitas yang memiliki pertemuan wajib atau khusus, karena kami tidak ingin menciptakan beban atau tanggung jawab baru pada mereka. Kami memahami bahwa muslimah aktif tidak hanya fokus bekerja tetapi juga mengemban tanggung jawab yang besar di rumah. Biasanya kami melakukan kegiatan setiap tiga atau enam bulan sekali, dilaksanakan di waktu-waktu khusus yang sekiranya mereka bisa hadir.

Rencana ke depan, kami ingin membuat kelas kecil di kantor-kantor. Namun karena saya tidak sendiri, saya bekerjasama dengan banyak pembicara, jadi kami harus mengatur waktu yang tepat. Selain itu juga harus menyamakan ketertarikan dengan karyawan di kantor tersebut tentang tema yang diangkat agar kelas yang diadakan tepat sasaran.

 

 

F: Bagaimana cara membagi waktu antara keluarga, bisnis, dan aktivitas lainnya?

NN: Pertama, karena usaha yang saya jalankan adalah usaha sendiri dan kantornya dekat rumah, jadi secara waktu bisa saya atur dengan aktivitas regular lainnya, seperti antar-jemput anak-anak sekolah. Ketika saya harus ke luar rumah, saya menggunakan supporting system yang saya miliki, misalnya berkoordinasi dengan suami kapan saya bisa pakai supir, atau misalnya siapa yang harus menggunakan alat transportasi online. Dari segi SDM, supporting system-nya dalam wujud orang-orang yang saya percaya dapat menggantikan saya ketika saya ke luar rumah, seperti ibu, maupun asisten rumah tangga. Ibu saya juga perempuan yang terbilang sibuk, beliau memiliki usaha catering di DPR. Pada dasarnya komunikasi yang penting, komunikasi tentang aktifitas saya dan semuanya terbuka. Melalui komunikasi yang baik, kita bisa berkoordinasi dan berbagi tugas.

F: Seperti apa bentuk support suami terhadap karir Nina dan sebaliknya?

NN: Saya dan suami saling mendukung satu sama lain. Karena sebisa mungkin saya tidak akan melangkah ke luar rumah tanpa izin suami. Tetap harus menjaga komunikasi. Kebetulan suami saya juga pemilik NN, jadi kami memang harus selalu berkomunikasi dalam segala hal. Suami selalu support dengan apapun yang saya lakukan. Pun sebaliknya. Suami bergerak di bidang konsultan bisnis. Ketika ada acara di kantornya, saya pasti datang sebagai bentuk dukungan saya. Saat ini suami saya sedang mengerjakan disertasi S3, jadi sebisa mungkin saya memberikan ruang dan waktu agar suami bisa mengerjakan disertasi dengan lancar tanpa gangguan.

Ketika saya menggelar fashion show, beliau pasti datang. Kami memang sudah menyusun agenda dan mengatur jadwal selama beberapa bulan ke depan dan tersimpan di kalender di smartphone masing-masing, sehingga tidak akan bentrok jadwalnya. Kami harus terus bersinergi, karena jika tidak, berat.

F: Seperti apa peran suami terhadap brand Nina Nugroho?

NN: Sekarang, semenjak Nina Nugroho menginjak tahun ketiga, itu sudah full saya yang menjalankan. Suami saya hanya bertindak sebagai konsultan saja. Awal-awal berdirinya memang suami banyak turun tangan membantu saya menjalankan bisnis, karena saya pemain baru di bidang bisnis, sementara suami saya sudah puluhan tahun menjalankan bisnisnya, dan alhamdulillah bisa dibilang berhasil. Karena suami juga seorang konsultan bisnis inovasi, banyak dari pengalaman beliau yang bisa diterapkan di NN.

F: Adakah satu hari tertentu yang dikhususkan untuk keluarga?

NN: Malam hari kami sudah tidak memegang pekerjaan. Kecuali, saat ini suami sedang susun disertasi, jadi membutuhkan waktu ekstra hingga malam. Biasanya hari Minggu benar-benar menjadi hari keluarga. Kami tidak ada yang pegang kerjaan. Kami dari pagi sampai siang, benar-benar waktunya untuk anak-anak, terus siang hingga malam, itu waktu untuk orangtua.

F: Apa saja family values yang diterapkan dalam keluarga?

NN: Kebiasaan yang selalu kami terapkan di dalam keluarga seperti sarapan dan makan malam selalu bersama. Kemudian, misalnya akan pergi, diusahakan semuanya ikut. Di setiap acara anak-anak yang mengharuskan kehadiran orang tua, saya atau suami harus hadir. Jadi, menurut saya, hadir di setiap momen berharga merupakan family values keluarga kami.

F: Apa moto hidup seorang Nina?




Menutup Tahun dengan Prestasi, dr. Ayu Widyaningrum Raih Anugerah Indonesia Women Leader 2024

Sebelumnya

Meiline Tenardi, Pendiri Komunitas Perempuan Peduli dan Berbagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Women