NN: “Sukses Mulia”, artinya sukses secara materi tetapi senantiasa bisa memberikan manfaat untuk orang banyak.
F: Filosofi apa yang terkandung dalam brand NN?
NN: Membuat perempuan (muslimah) aktif menjadi inspirator berbusana
F: Bagaimana kisah awal berkarir di bidang fesyen?
NN: Saya memulai usaha di bidang fashion pada tahun 2010. Setelah melahirkan anak ketiga, saya ingin memiliki kegiatan yang positif sebagai wujud aktualisasi diri. Selain itu, dilihat dari sudut pandang fashion, tinggi badan saya 172 cm, jadi saya agak kesulitan membeli baju, pasti selalu kependekan. Karena alasan itu, saya membuat baju sendiri. Kemudian karena saya sering antar-jemput sekolah, ternyata ibu-ibu banyak yang tertarik dengan pakaian yang saya kenakan. Dari situlah akhinya saya menerima pesanan dengan total 4 karyawan. Sejak 2010-2015 saya hanya menjalankan usaha tersebut based on hobby saja. Ketika itu saya tidak berniat untuk membesarkan brand saya. Adakalanya saya tidak bisa bayar pegawai, karena saya tidak fokus mencari customer.
F: Apa yang menjadi cambuk untuk bangkit hingga menjadi salah satu brand papan atas?
NN: Melihat saya tidak fokus menjalankan bisnis tersebut, akhirnya suami memberikan ‘peringatan’ tegas, dan memberikan challenge ke saya untuk bangkit dan berkembang. Akhirnya dengan berat hati, usaha yang saya jalani karena hobi itu saya tutup, kemudian saya buat brand baru dengan nama Nina Nugroho di pertengahan 2016. Di NN itu benar-benar dari nol saya belajar bisnis yang sesungguhnya. Background pendidikan saya di bidang komunikasi massa sangat bermanfaat dan bisa saya terapkan di bisnis saya. Alhamdulillah di tahun kedua, NN sudah terlihat polanya.
F: Apa tantangan terbesar yang dihadapi ketika merintis NN?
NN: Di tahun pertama sudah pasti ‘berdarah-darah’ karena menjalankan bisnis fashion secara profesional merupakan hal baru buat saya. Bagaimana harus bisa mem-branding NN agar berdampak terhadap penjualan, dan banyak hal lain yang harus saya pelajari. Saya tidak lelah belajar kepada banyak ahli di bidang yang terkait. Sementara untuk disain, saya belajar secara otodidak selain belajar pada guru privat disain.
F: Benarkah dulu sempat berkecimpung di dunia jurnalistik?
NN: Ya, saya pernah magang dari semester 5 sampai semester 7 di koran Suara Pembaharuan dan SCTV semasa kuliah Komunikasi Massa di London School of Public Relation (LSPR). Waktu ditawari menjadi karyawan tetap, saya menolak karena saat itu sudah menikah dan punya anak yang masih kecil. Prioritas saya saat itu adalah menyelesaikan kuliah. Apalagi saya tahu profesi jurnalis memiliki tanggung jawab yang besar. Tidak jarang saya baru tiba di rumah malam hari. Saat itulah saya merasakan menjadi perempuan dengan multiperan itu sangat sulit.
Nah di situlah saya belajar, saya tidak berhasil karena saya merasa sendirian. Akhirnya saya memutuskan untuk memilih keluarga. Meskipun begitu, saya terus mencari aktivitas yang cocok buat saya, yang tidak perlu terlalu lama meninggalkan keluarga, tetapi saya tetap memiliki ajang untuk aktualisasi diri.
F: Berapa label yang dimiliki Nina Nugroho?
NN: Sekarang hanya satu. Justru di tahun pertama ada 3 label. Ada Nina Nugroho Office, Nina Nugroho Casual, dan Nina Nugroho Signature. Kenapa sekarang Nina Nugroho ambil satu market saja, yaitu di Nina Nugroho Office, yang dulu justru pendapatannya paling sedikit. Tapi menurut manajemen justru itu yang mempunyai ceruk pasar yang besar dan belum digarap, belum banyak yang membuat baju kerja dengan set padu-padan yang lengkap. Customer tidak diedukasi dengan baik. Ini alasan mengapa kami fokus di NN, untuk memberi rekomendasi pada perempuan aktif muslimah untuk bisa berkegiatan dengan busana yang nyaman. Dengan fokus di office look, semakin mudah grabbing marketnya.
F: Apa ciri khas rancangan NN?
NN: Garis disain simpel tapi elegan, tidak lebay. Warna-warna yang digunakan merupakan warna-warna untuk ke kantor, bukan warna ngejreng, lebih ke warna earth colour seperti hitam, putih, biru, hijau, cokelat, abu-abu, dan turunannya. Menggunakan material yang nyaman dan enak dipakai, serta tidak mudah kusut. Kalaupun ada modifikasi warna, maksimal hanya tiga modifikasi warna dalam satu busana.
F: Apakah ada gebrakan baru yang akan dilakukan NN?
NN: Tahun 2019 ini, kami fokus mendisain busana two in one, artinya terlihat seperti menggunakan dua baju, tetapi sebenarnya hanya satu baju. Kami mulai concern terhadap limbah fesyen apalagi dengan semakin berkembangnya industri fesyen di Indonesia. Tanpa disadari para pelaku fesyen, limbah fesyen menjadi limbah yang terbesar di dunia. Nah, hal inilah yang kemudian menjadi concern kami. Apalagi kita sebagai muslimah pasti menggunakan bahan lebih banyak dibandingkan busana konvensional.
Produk NN berusaha meminimalkan penggunakan bahan dengan disain two in one tersebut. Untuk efektivitas bahan juga sangat kami pikirkan, untuk pattern-nya kami usahakan sebisa mungkin tidak banyak bahan yang terbuang. Dan sisa-sisa bahan produksi NN juga banyak diminta oleh perajin, jadi kami sangat meminimalkan limbah.
Kami mempunyai program yang akan segera dilaunching di pertengahan tahun ini. Baju NN lama bisa ditrade in dengan baju NN baru. Busana layak pakai itu akan kami jual menjadi Nina Nugroho Preloved dengan harga terjangkau. Dengan program ini, kami berharap dapat mengakomodir semua kebutuhan customer serta mengurangi limbah fesyen.
F: Biasanya mendapat inspirasi dari mana?
NN: Inspirasi sering datang ketika saya melihat perempuan pekerja, misalnya saya sedang di jalan memperhatikan mereka yang sedang kumpul di halte. Saya suka gemes ingin memadupadankan warna atau busana yang mereka pakai, akhirnya itu menimbulkan ide buat saya.
Tetapi kembali lagi, apa yang saya buat berdasarkan atas kebutuhan customer, karena sebagus-bagusnya baju yang kita buat atau sekeren-kerennya baju yang dihasilkan, mereka tidak akan beli jika tidak dibutuhkan.
KOMENTAR ANDA