Saya harus ikut bertanggung jawab mengembangkannya. Ternyata harus saya tinggalkan. Untuk jadi Dirut PLN.
Dengan perasaan 'bersalah' itulah saya menjadi direktur utama. Maka saya bertekad: untuk tidak mengajak satu pun orang dari luar.
Saya sudah punya pengalaman panjang. Bagaimana mengambil alih perusahaan gagal. Selalu saja saya temukan orang-orang hebat di perusahaan gagal itu.
Maka saya juga sangat yakin akan menemukan orang-orang hebat di PLN. Dan saya benar-benar menemukannya. Dengan sangat mudah. Bahkan berlebih.
Hasilnya sangat memuaskan. Krisis listrik cepat teratasi. Calo listrik lenyap dari bumi. Antrian lama hilang dari mayapada: untuk pasang listrik.
Alhamdulilah.
Tidak sampai dua tahun saya berada di kedudukan yang salah itu.
Sekarang ini saya mengucapkan Alhamdulillah sekali lagi. Jabatan Dirut PLN sudah kembali ke 'orang dalam'. Biarpun sifatnya masih sementara.
Dan kabarnya ia tidak mau ditetapkan jadi dirut yang definitif. Sudah dua 'orang dalam' yang diminta mengisi jabatan itu. Tapi Dua-duanya tidak mau.
Ngeri.
Tapi saya juga masih mendengar: banyak orang luar yang kasak-kusuk ingin masuk.
Saya tidak melihat ada keadaan terpaksa: yang mengharuskan masuknya orang luar itu.
Entahlah.
Mungkin saja penglihatan saya salah. Sudah enam tahun saya tidak tahu lagi dalamnya PLN. Dan dalamnya utangnya.
KOMENTAR ANDA