وان تعدوا نعمة الله لا تحصوها
"Dan jikamu hendak menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tak akan pernah mampu menghitungnya" (Ibrahim 14:34).
Dari nikmat-nikmat yang sangat banyak tersebut, Allah hanya minta satu yaitu syukuri. Jika kita pandai bersyukur, pasti nikmat Allah terus bertambah. Tetapi jika kita ingkar tidak mau bersyukur sungguh adzab Allah sangat pedih. (Ibrahim 14:7) Na'udzubillah.
Idul Adha itu maknanya
Kembali berkurban tiap tahunnya
Kurban kambing, sapi dan unta
Sesuai dengan kesanggupan kita
Alhamdulillah tahun ini kita kembali dapat merayakan idul qurban yang diawali dengan shalat sunnah dua rakaat. Bagi siapapun diantara kita kaum muslimin yang memiliki kemampuan untuk berqurban, maka berqurbanlah baik dengan seekor sapi, unta maupun kambing.
Qurban sesuai dengan maknanya berarti dekat. Artinya dengan kita berqurban hati kita makin dekat kepada Allah.
Inilah cara Allah mendidik kita, bahwa keislaman seseorang tidak cukup hanya dengan melaksanakan ritual yang bersifat hablum minallah. Juga mesti disempurnakan dengan hablum minannas, diantaranya dengan berqurban. Berqurban itu memberi sesuatu yang terbaik yang kita punya terutama kepada orang yang tidak mampu.
Allah akan menerima kurban
Dengan dasar keimanan
Juga dasar ketaqwaan
Kepada Allah Yang Maha Rahman
Walaupun kita sudah berqurban belum tentu qurban tersebut diterima oleh Allah bila tercampur dengan rasa riya walaupun sedikit. Qurban tersebut akan menjadi sesuatu yang bermakna dan diterima oleh Allah bila didasari keimanan dan ketaqwaan didalam hati. Hal ini dijelaskan dalam Al Quran:
لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَٰكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَىٰ مِنْكُمْ ۚ
Artinya: Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. (Alhaj 22:37)
Bila kita melihat sejarah qurban ini dimulai dari era Nabi Ibrahim AS. Pada awal mulanya Nabi Ibrahim AS bermimpi untuk menyembelih putra kesayangannya Ismail AS. Walaupun sebenarnya sangat berat karena ini perintah Allah, Nabi Ibrahim AS dengan mantap melaksanakan perintah tersebut. Hal ini disebutkan dalam surat Ash Shaffat ayat 102:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.
Esensi dari idul adha
Rela berkorban lahir batinnya
Dengan harta dan juga jiwa
Demi tegaknya ajaran agama
Sebenarnya berqurban itu tidak mesti dengan memotong sapi/unta/kambing, ini bagi orang yang mampu berqurban atas kelebihan rizqi yang dimiliki. Semua kita bisa berkurban dalam arti yang luas, seperti berqurban dengan tenaga, pikiran, dukungan dan doa.
Islam adalah agama yang luas, luwes dan fleksibel, selalu ada solusi lain untuk dapat berbuat menegakkan nilai-nilai agama ditengah kehidupan bermasyarakat. Termasuk dalam hal berqurban agama Islam memberi jalan bagi siapapun yang tidak mampu berqurban dengan hewan, bisa dengan yang lainnya, karena sejatinya hidup ini membutuhkan pengorbaban demi tercapainya kemaslahatan dan kemanfaatan bagi diri, agama, masyarakat bangsa dan negara.
Semoga artikel yang sederhana ini mampu memberi pencerahan bagi jiwa dan akal, sehingga kita menjadi insan yang cerdas di muka bumi.(F)
Jakarta, 10 Dzulhijjah 1440 H/11 Agustus 2019 M
Ditulis oleh: Abu Akrom
Penulis adalah Direktur RQL Jakarta dan Pengasuh Ponpes NW Jakarta
KOMENTAR ANDA