Salah satu alasan yang memungkinkan anak melakukan tindak bullying adalah karena keisengan belaka, bercanda atau lelucon.
Bila demikian, orangtua bertanggung jawab untuk memperjelas bahwa ada perbedaan antara bercanda dan menggoda. Bercanda adalah kondisi di mana semua pihak bersenang-senang. Sementara menggoda adalah kondisi di mana satu orang merasa terluka atau diremehkan.
"Apa yang ingin kami ajarkan kepada anak-anak adalah bahwa yang penting adalah dampak dari perilaku, bukan niat," kata penulis buku "Bullied: What Every Parent, Teacher, and Kid Needs To Know About Ending The Cycle Of Fear", Carrie Goldman.
Sang anak bisa jadi tidak bermaksud jahat, tetapi bukan itu yang penting. Yang penting adalah dampak yang ditimbulkan dari perilaku itu dan tanggung jawab yang muncul.
5. Bangun rencana aksi dan siapkan konsekuensi
Perilaku bullying dapat benar-benar dihentikan, tetapi itu membutuhkan tindakan yang cepat dan fokus.
Orangtua harus membuat rencana aksi serta menjalin kerjasama dengan pihak-pihak terkait, seperti staf sekolah.
Selain itu, tidak ada salahnya untuk berbicara dengan dokter anak atau berkonsultasi dengan psikolog anak.
Orangtua juga harus konsisten menjelaskan konsekuensi apa yang akan terjadi jika perilaku bullying terus dilakukan.
"Jadikan harapan Anda langsung dan berikan konsekuensi yang jelas dan konsisten untuk perilaku bullying," kata Englander.
6. Tetap realistis
Setelah semua langkah dilakukan, orangtua perlu memahami bahwa masalah perilaku bullying anak tidak selesai dalam satu malam. Semua itu butuh proses sehingga perlu kesabaran dan konsistensi.
"Butuh waktu untuk mengubah perilaku," kata Huston.
"Ketahuilah bahwa mungkin ada kemunduran dan bersabarlah ketika anak Anda mempelajari cara-cara baru untuk menangani perasaan dan konflik. Yang paling penting adalah menjaga agar cinta dan dukungan Anda tetap terlihat," tutupnya.
KOMENTAR ANDA