Dahlan Iskan/Net
Dahlan Iskan/Net
KOMENTAR

 

Pangeran MbS pun menunjuk tokoh sekelas Klaus Kleinfeld sebagai CEO Neom City. Kalangan bisnis internasional tahu siapa Kleinfeld: pernah menjadi CEO Alcoa New York. Pernah juga menjabat CEO Siemens Munich, Jerman. Kleinfeld-lah yang membangkitkan kembali Siemens.

Nama Kleinfeld memang top sebagai jago turn around perusahaan. Laba Siemens naik drastis di masanya.

Pembangunan Neom sendiri sempat tersendat.

Setahun setelah pencanangannya terjadilah kehebohan yang juga belum ada duanya: seorang wartawan Saudi dibunuh sampai mayatnya pun lenyap: Jamal Khashoggi.

Hari itu Khashoggi ke Konsulat Saudi di Istanbul, Turki. Untuk mengurus surat nikah. Dijanjikan akan dibantu oleh petugas konsulat. Wartawan kritis ini lenyap di situ.

Pembunuhnya pun belum ada duanya. Anda sudah tahu: serombongan manusia yang datang dengan mencarter pesawat. Dua pesawat khusus. Diterbangkan dari ibu kota Arab Saudi.
 
Hebohlah seluruh dunia.

IPO Aramco pun tertunda. Pun proyek Neom. Banyak arsitek  yang mengundurkan diri sebagai protes atas pembunuhan itu.

Kleinfeld pun --warga Amerika kelahiran Bremen, Jerman-- ditarik dari Neom. Dipromosikan menjadi penasihat Pangeran.

Posisi CEO Neom ditempati putra bangsa sendiri: Nadhmi Al Nasr.

Nadhmi lulusan teknik kimia dari universitas lokal: King Fadh University di Kota Dhahran.

Begitu lulus dulu Nadhmi langsung kerja di Aramco yang kantor pusatnya juga di Dhahran. Karir tertingginya di Aramco adalah wakil presiden bidang teknologi.

Kini soal Khashoggi sudah mulai dilupakan. Dugaan keterlibatan Pangeran MbS juga sudah tidak banyak diungkit.

Rencana go public Aramco pun diteruskan. Senin kemarin adalah pengumuman resminya.

Dunia keuangan terkaget-kaget. Sumber dana akan kesedot ke sana. Atau IPO itu sendiri kurang laku. Kuat-kuatan.
Dunia keuangan kini tinggal menanti: berapa persen saham Aramco yang akan dilantaikan di bursa.

Yang lebih dinanti: berapa angka terakhir yang akan didaftarkan sebagai nilai perusahaan. Berapakah sebenarnya nilai perusahaan Aramco. Betulkah USD 2 triliun?

Aramco memang raja minyak sejagad. Produksinya mencapai 10 persen produksi minyak dunia. Tapi kalau nilai Aramco dicatatkan USD 2 triliun pasar modal akan menolak. Dianggap terlalu mahal.

Angka itu bisa menjadi bencana: begitu IPO diluncurkan harga saham Aramco akan anjlok. Sebaliknya, kalau Aramco 'hanya' dinilai USD 1,6 triliun pihak Saudi yang keberatan. Kok Aramco dinilai begitu murah.

Biasanya akan ada angka kompromi. Paling lambat akhir bulan ini. Angka kompromi itu mungkin USD 1,7 triliun.

Atau terserah saja. Toh masih tetap yang terbesar dalam sejarah pasar modal.

Itu masih lebih besar dari Apple ditambah Google ditambah Exxon ditambah pulau reklamasi di Teluk Jakarta. Laba tahun lalunya saja USD 111 miliar.

Kabarnya Aramco tidak keberatan untuk membagi deviden sampai USD 68 miliar. Di tahun pertamanya. Sebagai iming-iming bagi Anda yang tertarik ikut membeli saham ecerannya.

Berapa persenkah saham Aramco yang akan dilepas ke pasar modal? Persentase itu juga sangat dinanti.

Selentingan menyebutkan hanya akan 5 persen. Kurang menarik. Itu pun dibagi dua: 3 persen di pasar modal New York, 2 persen di pasar modal Saudi sendiri. Kian kurang menarik.

Kebanyakan kita mungkin akan lebih menarik ke haji atau umrohnya. Dengan rute baru: Mekah-Madinah-Neom.




Ji Chang-wook Gelar Fansign di Jakarta 12 Mei Mendatang, Siap Suguhkan Pengalaman Istimewa bagi Para Penggemar

Sebelumnya

Cerita Pengalaman Vloger asal China Menginap di Hotel Super Murah Hemat Bajet

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Disway