Foto/Net
Foto/Net
KOMENTAR

Itulah proyek Mahata Tanjung Barat.

Di Margonda dibangun tiga tower. Tingginya 28 lantai. Lebih banyak lagi rumah yang tersedia.

Itulah proyek Mahata Margonda.

Bahkan tiga tower yang di stasiun Serpong tingginya 33 lantai.

Itulah Mahata Serpong.

"Kenapa namanya Mahata?" tanya saya.

"Mahata itu bahasa Arab. Artinya stasiun," ujar Bambang. Yang lulusan fakultas teknik UGM itu.

"Kami sudah cari stasiun di banyak bahasa asing. Kok yang cocok yang dari bahasa Arab itu," tambahnya.

Ternyata semuanya laris. "Bagaimana tidak laris," ujar Bambang. "Kami jual rumah bonusnya kereta api," tambahnya --dengan humornya yang kaya.

Sebenarnya ada lagi akal sehat yang masih harus ditegakkan: banyaknya rumah susun ternyata tidak banyak mengurangi kampung kumuh di Jakarta.

Itu karena rumah susun tidak diprogram untuk 'bedol RT' kampung kumuh.

Mungkin Bambang bisa menggunakan Perumnas untuk memodernkan kampung kumuh di mana-mana.

Lewat akalnya yang banyak. Dan lewat kesegaran pikirannya yang distimulir oleh humor-humornya.




Ji Chang-wook Gelar Fansign di Jakarta 12 Mei Mendatang, Siap Suguhkan Pengalaman Istimewa bagi Para Penggemar

Sebelumnya

Cerita Pengalaman Vloger asal China Menginap di Hotel Super Murah Hemat Bajet

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Disway